"Mimpi apa tadi?"
Xia Qing Yi menyeka wajahnya dengan tangannya. Dia mencoba semampunya untuk mengingat mimpinya, namun menyadari dirinya hampir tidak dapat mengingat apa pun. Dia bahkan tidak tahu mengapa dia menangis.
"Aku … tidak tahu …. Aku hanya bisa ingat … tanganku memegang pisau. Suasana benar-benar gelap di sekitarku … dan aku terus berjalan maju …. Aku … aku tidak tahu mengapa aku menangis. Aku benar-benar tidak tahu …." Xia Qing Yi hanya tahu kalau pikirannya sangat kacau. Kenangan akan mimpinya begitu kabur dan samar-samar. Entah di mana dia berada. Perasaan tak berdaya yang kuat menyelimuti hatinya ketika dia merasakan air mata mengalir di wajahnya setelah dia terbangun.
"Akan kuambilkan segelas air untukmu," kata Mo Han sambil melirik wajah Xia Qing Yi yang letih.