Song Nian Mu tahu mengapa orang-orang ini sangat terkejut. Dia sudah berada di sini selama empat tahun, tumbuh dari seorang gadis kecil menjadi dirinya sekarang, dan tidak pernah berinisiatif untuk bicara sebelumnya, apalagi bicara dengan nada seperti itu dengan Tuan Muda Ketiga.
Tuan Muda Ketiga hanya menatap Song Nian Mu dan tersenyum. "Bagaimana pendapatmu?"
"Dia tidak bisa melakukan banyak hal bagi kita dengan satu tangan tersisa."
"Kau ingin dia melakukan sesuatu untuk kita."
"Nasibnya ada di tanganmu, dia hanya bisa mengikuti perintahmu kelak."
"Masuk akal." Nada bicara Tuan Muda Ketiga berubah. "Tapi aku tidak mengerti kenapa kau ingin membiarkannya tetap hidup."
Song Nian Mu tidak berani bicara.
Tuan Muda Ketiga berkata, "Jarang sekali kau bicara, bagaimana mungkin aku bisa menolakmu? Kami akan menurutimu, bebaskan tangan dan hidupnya."