Bai Yaoyao menyerukan taksi dan memberi tahu pengemudi tentang tujuannya. Setelah turun, dia tiba di barisan vila di pinggiran kota. Dia berjalan di trotoar dan berjalan masuk. Daun di sepanjang jalan terjatuh dengan lembut, menimbulkan rasa suram.
Itu mencerminkan suasana hati Bai Yaoyao pada saat itu juga. Dia bukan milik siapa pun, dan hatinya kosong dan hampa. Mungkin dia menyimpan sedikit harapan di dalam dirinya, atau mungkin dia bahkan tidak tahu ke mana dia melangkah. Saat dia merasa tersesat, dia menghela napas.
Setelah menekan bel pintu, gerbang vila terbuka perlahan. Kelopak bunga dan bunga menghiasi seluruh jalan.
Bai Yaoyao merasa seolah sedang berjalan ke tempat misterius. Itu tampak seperti lukisan kuno. Dengan setiap langkah yang diambilnya, dia takut akan merusak bunga itu.