"Berhentilah menangis dan ceritakan semuanya padaku!" Ucap Feng Jiu sambil merengut, lalu diam-diam berpikir: [Kalau bukan karena dia ingin menyingkirkan keraguannya tentang keberadaan aneh yang ada dalam pikirannya, dan situasi yang sedang dia hadapi ini, dia jelas akan pergi dari tadi. Daripada hanya duduk sambil mendengarkan suara tangisan yang tiada hentinya.]
Suara di kepalanya sejenak berhenti dan tangisan itu mereda lalu berubah menjadi isakan. Suara itu tidak menceritakan kisahnya secara detail, karena dia cukup pintar untuk menyadari apa yang akan memberinya keuntungan pada saat itu. Oleh karena itu, dia berkata: "Aku sudah mati, dan badanku sekarang menjadi milikmu. Feng Jiu, aku hanya ingin meminta dua hal. Pertama, aku ingin Su Ruo Yun merasakan penderitaan yang lebih buruk dari kematian! Membunuhnya dengan pedang tidak akan meredakan kebencian di hatiku. Dan hanya saat dia hidup, serta merasakan penderitaan tiada henti lah yang akan membuat kebencianku reda, dan hatiku ini bisa beristirahat dengan tenang!"
Suaranya penuh dengan rasa kebencian yang teramat sangat. Pada titik itu, dia telah sadar bahwa dia tidak akan bisa memperbaiki semuanya sendirian, dan oleh karena itu yang dia inginkan saat ini hanyalah menjadikan orang yang telah membuatnya menderita, si Su Ruo Yun, mengalami penderitaan yang tiada henti sepanjang hidupnya!
Alis Feng Jiu terangkat namun dia tidak berbicara. Hanya ujung bibirnya saja yang sedikit naik, namun tak jelas apakah itu merupakan sebuah senyuman atau bukan.
Dan pada saat itu, seolah tahu apa yang Feng Jiu pikirkan, Feng Qing Ge lanjut berkata: "Aku tidak tahu darimana asalmu, dan aku tidak tahu status apa yang dulu kamu miliki. Tapi dari cara berpikirmu yang santai saat menghadapi situasi seperti tadi, dan ketenangan yang aku rasakan darimu, aku percaya kamu dulu pastilah seseorang yang luar biasa. Atau setidaknya, kamu tidak sebodoh aku dulu, yang akhirnya mendapati seseorang mencuri identitasmu dan mati di tempat kotor seperti ini."
Setelah mendengarnya, kedua mata Feng Jiu berbinar dan ujung bibirnya sedikit terangkat lebih tinggi, lalu dia berkata: "Lanjutkan! Apa yang kedua?"
Mendengar kalimat itu, Feng Qing Ge tahu kalau Feng Jiu telah setuju dan dia menghela nafas lega. Tapi pada saat yang sama, suaranya menjadi sedih dan depresi: "Semua anggota keluargaku orang yang sangat baik. Mereka benar-benar menghargaiku dan memanjakanku. Aku berharap kamu bisa peduli terhadap mereka atas namaku dan jangan biarkan mereka tahu... Kalau aku sudah meninggal..."
Jemari yang putih dan lentik mengetuk pada meja dengan pelan. Suara ketukan pelan itu membuat Feng Qing Ge gugup. Dia tidak tahu bagaimana mengetahui apa yang dipikirkan Feng Jiu dan dia juga tidak punya pilihan lain. Dia takut mendapatkan penolakan dari Feng Jiu, jadi dia pun berkata: "Aku akan meninggalkan seluruh ingatanku padamu dan membuatmu tahu segalanya yang terjadi. Feng Jiu, kamu harus membantuku, kamu harus membantuku..."
Setelah mendengar suara di kepalanya memudar, tiba-tiba Feng Jiu merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya, merasa seperti seseorang yang memaksa untuk memasukan sesuatu ke dalamnya. Kedua alisnya semakin berdekatan ketika dia menutup matanya untuk menahan rasa sakit yang parah, dan beberapa saat kemudian dia perlahan membuka matanya. Dan di dalam pikirannya, tiba-tiba dia mendapatkan banyak ingatan yang sebelumnya tidak dia miliki...
Mungkin itu karena ingatan Feng Qing Ge yang menjadi satu dengannya, tapi ketika ingatan saat Feng Qing Ge disiksa mulai muncul, dia bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Feng Qing Ge pada saat itu, seolah dia sendiri yang mengalaminya.
"Su Ruo Yun? Haha. Menarik." Ingatan yang tercampur dalam pikirannya juga membuat dia memahami situasinya saat ini, dan apa yang terjadi di sekitarnya. Karena itu, dia berdiri dan berjalan menuju ke sisi pria yang mati tadi, dia mengambil barang-barang berharga dari pakaian pria itu.
Dia melihat pakaian yang dia kenakan telah terkoyak di bagian lengan dan kerah depannya pun sobek. Dengan cepat, dia menyobek sebagian kain dari lapisan dalam roknya untuk menutupi wajahnya. Wajahnya yang telah rusak akan menarik perhatian dan jika dia ingin meninggalkan tempat ini, dia harus melakukannya secara diam-diam, tanpa diketahui oleh siapapun.
Sayangnya, dia sama sekali tidak bisa menemukan pakaian yang bisa dia kenakan di ruangan itu. Dan untuk pakaian pria, dia lihat itu terlalu kotor dan dia enggan memakainya.
Tiba-tiba dia teringat kalau di sini adalah tempat dimana para pria mencari kesenangan, jadi dia merobek pakaian di lengan yang satunya dan menampakkan kulit bahunya yang putih dan lembut. Dia menata pakaiannya, dengan cepat mengubahnya menjadi tube dress dan seketika pandangannya tertuju pada kain tipis yang tergeletak di bingkai ranjang. Dia mengulurkan tangannya lalu menarik kain itu ke atas bahunya sebelum melompat keluar jendela di belakang...
Dia pun mendarat dan kedua matanya memeriksa keadaan sekitar, namun dia hanya mendapati satu jalan keluar tepat di hadapannya. Dia menyusup ke halaman depan dan berbaur di antara gadis-gadis yang saling menggoda dan tertawa di sana. Ketika dia akan berjalan meninggalkan tempat itu, tiba-tiba suara teriakan terdengar.
"Ahhhhh! Seseorang telah terbunuh!"