"Roar!!"
Jawaban pertama yang dia dengar bukanlah dari Ling Mo Han, tetapi raungan dari binatang buas di hadapannya.
Sesat setelah raungan ganas itu terdengar, kumpulan binatang buas tiba-tiba mengepung dan melompat ke arah mereka. Rahang yang besar mengeluarkan air liur, memperlihatkan gigi taring yang tajam dan haus akan darah, sungguh pemandangan yang membuat orang bergidik ketakutan.
Ling Mo Han mengawasi keadaan di sekitarnya, sambil berteriak dengan nada yang dalam: "Naik ke atas pohon!"
Saat mendengar himbauannya untuk naik ke atas pohon, senyuman lebar nampak di wajah Feng Jiu. Dia yakin kalau paman itu orang yang baik!
"Paman, kamu juga harus hati-hati." Dia dengan gesit menyelinap ke atas pohon besar di sampingnya, dan dia memeluk dahan yang lebar lalu melihat kejadian di bawahnya. Dia ingin tahu gerakan macam apa yang akan dikeluarkan oleh sang paman.
Namun saat dia memata-matai, lelaki muda yang berada di belakang mereka memegang busur yang mengarah pada paman, tatapan yang tajam terlihat di kedua bola mata Feng Jiu. Pikirannya kalut saat seekor binatang buas menyeruduk pohon besar yang dia tempati. Pelukannya pada dahan pohon terlepas dan dia jatuh karena serudukan binatang buas tersebut.
"AHHH!"
Disibukkan dengan lebih dari 10 binatang buas, Ling Mo Han dengan instingnya melihat ke arah belakang dan wajahnya muram. [Dasar merepotkan!] Saat dia akan mengumpulkan kekuatannya untuk menangkap Feng Jiu, dia melihat gadis itu berkedip padanya. Setelah melihat hal itu, kedua alisnya mengerut lalu dia mengayunkan pedangnya pada binatang buas yang menyerangnya.
Pada saat yang sama, setelah Feng Jiu terjatuh, dia segera berdiri lalu lari sambil berteriak: "Ahh! Tolong!"
Gerakannya sangat aneh. Sudah jelas Feng Jiu tidak memiliki aura mistis, tapi saat dia berlari di antara para binatang buas, entah kenapa dia tidak ditabrak. Setelah berlari menghindari binatang-binatang buas itu, dia tidak bersembunyi di belakang Ling Mo Han tapi malah berlari kembali ke arah dimana mereka datang.
"Tolong aku..."
Lebih dari 10 orang yang bersembunyi di balik pepohonan melihat Feng Jiu berlari ke arah mereka, dan dia dikejar oleh sekitar tujuh atau delapan binatang buas. Tiba-tiba wajah mereka menjadi pucat.
"Sialan!"
Lelaki muda itu memaki dengan pelan. Dia sudah menarik busur, namun belum mendapat sasaran yang tepat karena gerakan dari pria berjubah hitam itu, dan saat dia melihat binatang buas yang berlari ke arah mereka, dia sadar kalau upaya pembunuhannya gagal. Karena itu, dia segera menggeser busurnya untuk diarahkan pada pemulung kecil itu, dan dia pun melepaskannya.
"Bersiap untuk serangan!" Pria paruh baya tadi berteriak, dan aura mistisnya keluar saat dia menarik pedang pendek dari pinggangnya.
Ketika Feng Jiu melihat lelaki muda itu mengarahkan panah kepadanya, ujung bibirnya melengkung seperti kait, dan senyumannya mengerikan.
Sekali digigit dan dua kali tersipu, dihadapkan dengan orang yang berulang kali mencoba membunuhnya, dia tidak akan mengampuni mereka lagi.
Ditambah lagi, kedua tangannya terasa gatal. Dia ingin menggunakan kelompok itu untuk menguji keberaniannya di dunia ini!
Targetnya sudah ditetapkan, dan insting pembunuhnya terpancar, aura dingin sang penakluk sangat terasa. Hanya dengan perubahan di matanya dan aura yang keluar dari tubuhnya, membuat pria paruh baya itu, pemimpin mereka, merasakan ketakutan yang tidak masuk akal, merinding karena rasa ancaman yang luar biasa!
Pria itu telah bertemu dengan berbagai jenis orang dalam hidupnya, dan dia sadar kalau pemulung kecil itu sekarang sangatlah berbeda dari yang tadi dia temui. Kehadirannya yang mendominasi, aura pembunuh yang dingin, dan matanya yang dipenuhi rasa percaya diri, sudah cukup membuatnya merinding ketakutan.
Namun, orang ini tidak memiliki sedikitpun kekuatan mistis. Dia percaya, bahwa tidak peduli seberapa kuat aura yang dapat dia keluarkan, tidak mungkin pemulung kecil itu bisa mengalahkannya dalam pertarungan!
Tatapan Ling Mo Han juga mengarah pada pemulung kecil itu, dan kedua matanya sedikit bersinar.
Seperti yang dia duga, gadis itu tidak seperti yang ia pikirkan sebelumnya – seorang gadis yang sederhana dan tidak berbahaya. Namun, memikirkan hal itu membuatnya tersadar, seharusnya dia paham kalau pemulung kecil itu bukan orang sembarangan. Gadis seperti apa yang berani memasuki Hutan Sembilan Jebakan sendirian?
Namun, tanpa setitik pun kekuatan mistis dalam dirinya, dia bukanlah tandingan sekelompok orang itu.
Tapi segera, dia tersadar kalau dia masih meremehkan gadis itu...