"Tunggu? Sepertinya badanmu mengatakan hal yang berlawanan."
Saat Ji Ziming mengatakan itu, dia menurunkan tubuhnya dan menekan bibir dinginnya ke perut Pei Ge.
Ciuman ini tidak seperti ciuman sebelumnya.
Itu karena … dipenuhi dengan gairah dan rayuan.
"Mmm …."
Saat bibir Ji Ziming menyentuh perut Pei Ge, seolah-olah disambar petir, dia tanpa sadar gemetar.
L-Li-Lidah?!
Boom!
Otaknya benar-benar terhenti!
Iya, itu karena lidah Ji Ziming.
"Hah … hah … hah …."
Pipi Pei Ge merah membara saat gunung kembarnya bergetar hebat.
Pei Ge merasa seolah-olah kehilangan napas karena terus terengah-engah.
Matanya, yang tampak dipenuhi dengan air musim semi, bisa membuat seseorang terpikat.
"Zi-Ziming …."
Pei Ge mengerangkan nama pria itu, suaranya bergetar penuh nafsu.
Pikirannya sudah menjadi kacau karena ciuman dan gigitan Ji Ziming yang tak kenal belas kasihan.