"Pei Ge … aku sudah merindukanmu."
Suara rendah dan jelas pria itu terdengar dari telepon. Suaranya yang menyenangkan begitu menyentuh hati sehingga cinta dan kesetiaan di dalamnya jelas terdengar.
Rasa frustrasi Pei Ge dengan cepat lenyap mendengar ini, dan hanya tertinggal rasa penuh kebahagiaan dan kegembiraan.
"Ziming, aku juga merindukanmu. Sangat, sangat …."
Senyum di bibirnya dipenuhi dengan kebahagiaan.
Bahkan jika Ji Ziming bukan cinta pertamanya maupun pria pertama yang dia kencani, dia menyadari bahwa selain orang tuanya, pria ini adalah salah satu orang yang sangat dia pedulikan.
Ji Ziming mungkin juga satu-satunya pria yang dia paling cintai semasa hidupnya ini.
"Aku benar-benar tidak terbiasa pulang tanpamu … ha ha!" Pei Ge mengencangkan genggaman di ponselnya dan tertawa.
"… Aku juga merasakan hal yang sama," ujar Ji Ziming lembut.
Hati Pei Ge meleleh mendengar ini.