"Kakak Pei Ge … mengapa kamu menyukai sepupuku?"
Suara bergosip gadis itu terdengar melalui saluran telepon.
"Iya, dia tampan, tetapi emosinya adalah sesuatu yang hanya bisa ditoleransi sebagian orang."
Ocehannya yang bersemangat mengalir melalui saluran telepon.
Bibir Pei Ge mengerut ke atas mendengar rasa penasaran gadis itu.
Dia baru akan merespons saat mendengar perkataan wanita muda itu.
"Kakak Pei Ge, jangan bilang kalau kamu cinta dengan wajah tampan sepupuku, atau … apa sepupuku menjadi domba yang patuh, seperti paman kepada bibiku, di depanmu?"
"Pffftt!" Pei Ge tertawa terbahak-bahak mendengar gambaran konyol pria itu dari si gadis.
"Ha ha ha!" Dia tertawa sampai air mata terbentuk di matanya. "Qitong, omong kosong apa yang kamu semburkan?"
Gambaran pria itu sebagai domba terus muncul dalam benaknya.
Aiih! Sangat imut! Ha ha!