Pei Ge mengangguk saat mengamati kamar yang sudah dia tinggali setengah bulan terakhir. Meski hanya sebuah kamar, namun fasilitas yang ada di dalamnya lebih baik dan lebih lengkap dari kamar lain sekelasnya.
"Kenapa? Kamu tidak tahan untuk pergi?" Ji Ziming bisa melihat emosi di mata Pei Ge dan entah mengapa membuatnya frustrasi. Ketika dia pergi dengan ibunya, mata Pei Ge bersih dari emosi. Sekarang, wanita ini tidak bisa meninggalkan kamar VVIP ini.
Apa dia tidak lebih baik ketimbang sebuah kamar?
"Tidak. Aku hanya sedang berpikir tampaknya waktu begitu cepat berlalu ketika aku bersamamu."
Jawaban wanita itu membuat si pria menghentikan rencananya untuk mencubit dagunya.
Tertegun, Ji Ziming melihat Pei Ge berjalan ke arah sofa. Pei Ge membelai sulaman di sarung sutra bunga favoritnya—jenis yang sama dengan yang pernah dia tanam di kebun keluarga Ji.