Oktober. Meskipun sekarang hampir musim gugur, suhu di ibu kota masih panas dan kering.
Cuacanya sama dengan perasaan Pei Ge—panas dan kering sampai membuatnya merasa depresi dan marah.
Bahkan pendingin ruangan yang dinyalakan sampai dingin maksimal di dalam mobil sedan, hatinya tetap sepanas dan sekering cuaca karena frustrasinya.
"Mama, mengapa adik tidak mengingat kita lagi?"
Mata Ran Ran sangat merah dan bengkak sehingga dia tampak seperti anak yang paling menyedihkan di dunia saat menatap ibunya. Suaranya juga sedikit serak.
"Dia hanya sakit. Dia akan segera mengingat kita."
Wanita itu mengusap kepala putrinya sambil menjelaskan pada gadis itu dengan lembut.
Namun, meskipun Pei Ge menampakkan senyum lembut di wajahnya, mata cerahnya penuh dengan kesedihan.
"Mama, jangan sedih. Adik tidak mengingat kita hanya sementara saja. Aku yakin kalau dia akan segera sembuh."