Li Moying tidak langsung menjawabnya, tatapan matanya yang dingin tertuju kepada wajah Sang Putra Mahkota yang dipenuhi oleh kebencian dan dendam yang ditahan.
"Kakak, pada tahun itu, bukankah kau mengatakan: 'Kau hanyalah seonggok sampah, dengan kekuatan yang bahkan tidak bisa dianggap sebagai manusia. Meskipun ia dipukuli sampai mati, sudah selayaknya ia menerima itu! Bahkan Ayah pun tidak akan membelanya!' Apakah kau masih ingat?"
Rasa takut terlihat pada wajah Sang Putra Mahkota ketika ia mengucapkan: "Ap … apa maumu?"
Pada saat ia membuka mulutnya, semburan darah beserta dua gigi keluar dari mulutnya, namun Sang Putra Mahkota hanya bisa tetap berada dalam posisinya yang menyedihkan sementara ia gemetar karena ketakutan.
Sementara mengenang dengan sedih tentang kejadian pada tahun itu, Li Moying bahkan menyebut 'Sampah', dan 'Meskipun ia dipukuli sampai mati, sudah selayaknya ia menerima itu'. Jangan bilang bahwa Li Moying akan membunuhnya sekarang?