Semakin Huang Yue Li berpikir, semakin tidak senang dirinya.
Bagaimanapun juga, bukan karena ia menyukai lelaki itu. Hanya saja … hanya saja ….
Sambil memikirkannya, Huang Yue Li mengacungkan tinju dalam hatinya.
Benar, rasa tidak senangnya dikarenakan oleh kepalsuan laki-laki tersebut!
Dengan jelas ia adalah seseorang yang berkuasa, dengan sifat yang mendominasi dan tak mau kalah. Tatapannya terhadap Huang Yue Li dipenuhi dengan tekanan yang tidak dapat dideskripsikan. Namun pesonanya di hadapan para wanita kaya ini adalah seorang pangeran yang elegan dan sopan.
Apa yang ia rencanakan?
Mungkinkah laki-laki itu sungguh berencana untuk … untuk memilih Permaisuri Kerajaan baginya dalam Perjamuan Bunga Persik ini?
Pada saat Huang Yue Li memikirkan kemungkinan ini, suara Nona Muda Kedua Qi melintas dari belakangnya.
