Terduduk di lantai yang dingin, Bai Ruo Yan dengan bingung membuka matanya. Dengan sangat cepat dia menyadari bahwa tanpa sadar dia berjalan ke jalan tanpa mengenakan satu helai pun pakaian. Belum lagi Bai Ruo Yan dikelilingi oleh kerumunan orang yang sangat banyak.
Karena nalurinya, Bai Ruo Yan menjerit nyaring. Dengan panik dia mencoba menggunakan tangannya untuk menutupi dirinya. Sayangnya, jika ia berusaha menutupi bagian atas tubuhnya, ia tidak dapat menutupi bagian bawahnya.
Dipermalukan sampai mau mati rasanya, Bai Ruo Yan berteriak kencang sekali: "Apa yang kalian lakukan? Dasar mata keranjang! Enyahlah, enyahlah kalian semua!"
Selagi Bai Ruo Yan berteriak, dia mengerahkan seluruh kekuatannya untuk kabur.
Ketika dia tiba di satu sudut, tiba-tiba kakinya tergelincir. Untunglah Bai Ruo Yan dapat menghindar dari terjatuh.
Kerumunan di belakangnya masih membicarakan dirinya.
"Yi? Jangan kabur. Aku masih belum cukup melihat semua! Tidakkah kau suka dilihati oleh orang lain?"
"Sialan, apakah kalian dengar apa yang baru saja Bai Ruo Yan katakan? Dia menyebut kita mata keranjang? Siapa yang pada akhirnya adalah mata keranjang yang sesungguhnya?"
Melihat pemeran utamanya kabur, mata Huang Yue Li redup, dan dengan cepat kehilangan minat. Sambil berdiri, dia mengibaskan debu dari belakang bajunya dan bersiap-siap untuk pergi.
Baru saja Huang Yue Li hendak melangkah ke pintu, dia terhenti.
"Aneh. Kenapa aku merasa seolah-olah seseorang sedang memperhatikanku?"
Sambil berbalik, Huang Yue Li dengan cepat mengamati apakah ada keanehan. Melihat tidak ada apa-apa, dia berbalik kembali. Ketika Huang Yue Li hendak melangkah ke luar melewati pintu, sebuah tekanan besar turun di atasnya.
Seluruh tubuhnya gemetar.
Sedetik kemudian, seorang pria berpakaian misterius muncul dari sekitar sudut ruangan.
Pria ini memakai topeng keperak-perakan yang menutupi sebagian besar wajahnya. Hanya bentuk dagunya yang sesempurna pahatan saja yang terlihat. Rambutnya yang hitam, panjang lembut tergerai, sementara senyumnya yang dingin, dengan bibir yang tipis sambil menyeringai, memberikan kesan yang sedikit jahat.
Hanya dengan menampakkan bentuk rahang bawahnya dan kulitnya yang putih sudah cukup untuk membuat seseorang tergila-gila, menebak penampilannya. Tipe wajah seperti apa yang ada di balik topeng tersebut. Sungguh sebuah penampilan sangat luar biasa yang pria ini miliki, cukup untuk membuat seseorang kehilangan jiwanya.
Dengan tatapan yang menunjukkan ketertarikan, pria ini menarik Huang Yue Li
Di dalam sepasang pupil mata itu, ada kekuatan hebat yang menyebabkan seseorang secara tidak sadar bergidik
Naluri Huang Yue Li merasakan adanya bahaya.
Meskipun jiwanya telah hancur sekali dan tidak bisa dibandingkan dengan sebelumnya, Huang Yue Li masih dapat merasakan adanya bahaya. Tentu saja itu adalah hal yang orang biasa tidak dapat bandingkan.
Sambil mengangkat kepalanya, Huang Yue Li memberikan tatapan sedingin es kepada pria di hadapannya dan kemudian membentaknya: "Sudah cukupkah dengan apa yang kau lihat?"
Dengan membelai dagunya, pria ini pun menjawab: "Belum cukup."
Kabarnya dikatakan bahwa Nona Ketiga dari Rumah Bangsawan Marquis adalah seorang wanita yang pengecut dan juga tidak ada gunanya; tidak satupun hal baik yang dimilikinya. Dihadapkan dengan kebenaran di depan matanya, nampaknya kabar burung yang terdengar sangat berbeda.
Nona Ketiga ini kelihatannya menggunakan semacam teknik rahasia untuk mengontrol wanita sebelumnya. Roh nya cukup memiliki sebuah kekuatan. Tidak peduli bagaimana kau melihatnya, Bai Ruo Yin tidak nampak seperti seorang wanita yang tidak ada gunanya.
Terlebih lagi, dia cukup berwajah dua, cukup jahat …
Mawar liar berduri ini, meskipun wanita ini belum mekar namun ia sudah membuka mata pria ini.
Melihat pria ini tidak punya maksud jahat, Huang Yue Li mendengus: "Jika kau belum cukup puas memandanginya maka gunakan waktumu untuk melihatnya. Wanita ini tidak akan terus menemanimu!"
Melihat Huang Yue Li sedikit reda, wajah pria yang biasanya nampak beku ini, menyimpulkan senyuman yang aneh.
"Sungguh seekor rubah kecil …."
….
Begitu Huang Yue Li melangkah ke dalam halaman lagi, ia disambut oleh pemandangan barang-barang milik Bai Ruo Li. Barang-barang tersebut ditinggalkan berserakkan oleh para pelayan sebelumnya.
Ini menyebabkan Huang Yue Li mengerutkan alisnya: "Apakah mereka bahkan mengerti tentang kebersihan? Para pelayan itu sesungguhnya melemparkan barang-barang ini dimana-mana, membuatku harus repot-repot membereskannya kembali. Andaikan saja aku tahu duluan, aku akan membuat mereka menampar diri mereka lebih lagi sebelum membiarkan para pelayan itu pergi!"
Pada saat itulah Cai Wei sadar kembali. Ia kemudian melemparkan dirinya ke sisi kaki Huang Yue Li. Sambil mencengkram kakinya, Cai Wei mulai meratap dengan keras.
"Nona Ketigaku … kau telah mati dengan sangat tidak adil … tidak heran apabila roh mu tidak pergi dan memiliki kesadaran …."