Alex kini tampak menghela nafasnya berkali kali, sorot manik nya tampak terjatuh pada cangkir kosong yang berada di hadapannya.
Lalu di mana Daren?
Ia telah kembali ke kantor, dimana Marsha berada.
"Mengapa harus Marsha yang menjadi incaran oleh nya?" Monolog Alex kecil berbicara pada dirinya sendiri, yang dimana otaknya belum dapat berpikir jernih menemukan jawaban atas pertanyaan itu.
Sejenak ia memainkan jari jemarinya itu, mengetuk ngetukkan pada meja tersebut.
Merasa tak mendapatkan jawabannya, akhirnya ia hanya dapat menghela nafasnya pelan, dan berusaha mengesampingkan pemikiran itu untuk beberapa saat, sebab setelah ini ia harus melaporkan pada Mr. K mengenai proses sejauh mana informasi yang ia miliki mengenai dalang penyerangan Clara atau mungkin Mr. K sendiri yang menjadi target sasaran utamanya.
Baru saja Alex hendak beranjak dari tempatnya itu, sebuah panggilan kini masuk ke dalam handphone nya.