Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Sang Pemburu

Droughnutss
--
chs / week
--
NOT RATINGS
8.7k
Views
Synopsis
Tukang Gali Kubur yang berusaha menjalankan kehidupannya yang baru di dunia yang berbeda yang ia yakini sebagai alam neraka karena pengetahuan yang dipelajari dan di yakininya selama hidup di bumi. Bagaimanakah kisah kesehariannya dalam menjalani kehidupannya di alam baru ini, ikuti saja yah ceritanya... Peringatan Disclaimer Penulis menggunakan gambar yang di dapat dari hasil searching google. Dengan link https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwiLuNKVsevfAhVJpI8KHWMdASYQjxx6BAgBEAI&url=https%3A%2F%2Fwww.pinterest.com%2Fpin%2F509047564109490538%2F&psig=AOvVaw26zEeL5pXQpvosl6QDPv1L&ust=1547490298970939

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - Awal Mulanya...

Ini bermula pada saat Pak Dibyo yang profesinya sebagai tukang gali kubur sedang menjalankan tugasnya pada hari itu, tiba-tiba awan mendadak mendung dan suara gemuruh petir yang saling bersahutan pun terdengar sangat dekat.

Hal ini membuat Pak Dibyo yang sedang asyik dengan galian kubur yang baru saja sedang dikerjakannya belum lama itu segera bergegas untuk mencari tempat untuk berteduh.

Namun entah dosa apa yang sudah dilakukannya sehingga baru saja dia melangkahkan kakinya keluar dari kuburan yang digalinya tersebut mendadak sinar yang sangat menyilaukan mata menutupi pandangannya sehingga iapun berhenti sejenak, tertegun dengan pandangannya tersebut.

"Astagfirullah hal Azhim, La Illa ha illalah Muhamadur Rasullullah", sebutnya terus menerus dari mulutnya.

Namun siapa sangka tidak lama setelah itu terdengar suara ledakan keras yang memekakkan telinga dan saat itu juga jasad Pak Dibyo yang seakan mematung itu terjatuh kembali dalam galian kuburnya dalam posisi selayaknya persis saat mayat yang baru dikuburkan hanya saja saat itu dia tidak berkafan, hanya memakai kaus oblong dan celana pendek saja.

#####

"Dimana ini?", ucapnya seraya tertegun menyaksikan dirinya berada dalam keadaan fana, dimana tiada satupun yang terlihat di sana, hanya kegelapan sejauh mata memandang.

"Apakah saya sudah meninggal?", pikirnya dalam hati sambil berusaha menyimpulkan kondisi yang dihadapinya saat ini.

Dan ketika dia sedang memikirkan semua itu, tiba-tiba terdengar suara keras yang membuatnya terdiam untuk kembali berpikir.

"من هو ربك?"

"Huh, suara itu terdengar seperti bahasa Arab? tapi kok saya bisa mengerti arti yang dimaksud yah?", Gumamnya dalam hati.

"Hmm, Tuhan saya jelas Allah SWT Sang Penguasa Jagad Alam Semesta Raya. Tiada apapun yang dapat menandingiNya". Jawabnya dengan penuh keyakinan terhadap suara tersebut karena hanya itu yang dia tahu dan yakini berasal dari keilmuan dan keagamaan yang diyakininya walaupun dia mendengar banyak nama Dewa Dewi dalam perjalanan kehidupannya tapi dia yakini itu hanyalah makhluk yang di perintahkan OlehNya saja untuk mengilusikan dan mengilustrasikan sebagian dari kekuatan yang dimilikiNya yang diberikan kepada makhluk tersebut saja.

Setelah menjawab pertanyaan tersebut, tidak lama terdengar lagi suara keras selayaknya militer yang di dengar oleh Pak Dibyo.

"من هو رسولك?".

"Saya percaya dan yakin akan Rasul saya adalah Muhammad." Jawabnya lagi seraya masih memikirkan apa yang akan selanjutnya akan terjadi, karena waktu di dunia ia hanya tahu kalau meninggal, ia akan diinterogasi sama malaikat kubur yang akan menentukan nasibnya untuk ditentukan apakah layak untuk masuk surga atau neraka.

Pak Dibyo dalam kehidupan kesehariannya merupakan penganut yang mengikuti apa yang telah diajarkannya tanpa mengerti dan mengetahui maksud dan tujuan yang terkandung di dalamnya. Sembahyang, mengaji dia pun rutin melakukan hal ini namun dia belajar mengaji bukan dari buku kitab Qur'an yang sebenarnya karena dia sejak dulu buta huruf jadi saat mengaji dia selalu menggunakan aplikasi dari smartphonenya untuk mendengarkan ayat-ayat yang dilantunkan seraya berusaha untuk mengikutinya. Jadi ketika saat di tanya di pertanyaan selanjutnya...

"ما هو كتابك"

"Kitab? Buku? Bagaimana ini, saya tidak bisa membaca tapi ditanyakan kitab?" Ucapnya dalam hati.

Gak lama seperti ada lampu bohlam di atas kepalanya yang seakan membisikinya bocoran jawaban pertanyaan ini.

"Oh iya maksudnya mungkin alat mengaji yang dipakainya sepertinya sih begitu yah?" Gumamnya dalam hati seraya menatap ke arah sumber suara itu dan menjawabnya dengan tegas juga.

"Kitab saya adalah smartphone karena saya pakai itu untuk kegiatan belajar mengaji saya." Jawabnya polos terhadap malaikat tersebut.

Selesai dia menjawab pertanyaan tersebut mendadak sinar yang sangatlah menyilaukan datang menyinari semuanya sehingga Pak Dibyo pun sontak menutup kedua matanya seraya mendengar suara hardikan yang berasal dari sumber yang sedang mempertanyakan dia sebelumnya.

"Kamu Bodoh, karena itu kamu akan berkunjung ke Neraka sementara untuk itu. Selamat Menikmati Kehidupan Mu yang Baru, Hahaha".

Karena menjawab pertanyaan dari malaikat kubur sekarang pak Dibyo kembali dalam kegelapan dan keheningan, namun saat ia hendak mengucapkan sebuah kata, tiba-tiba ia merasa dirinya tersedot oleh kekuatan yang tidak bisa dilawannya sedikit pun.

Pak Dibyo kala itu mencoba dengan sekuat tenaga dan berusaha berteriak namun sayang semua hal itu percuma, namun dia tidak patah arang dikumpulkannya segenap energi dalam jiwanya dan sungguh dia pun berhasil mengucapkan kalimat yang membuat si malaikat kubur yang mendengarnya pun sontak terkejut akan hal ini.

Dan kekuatan yang berusaha menyedotnya tersebut mendadak berhenti sejenak dan kembali menyedotnya dengan kekuatan yang lebih berkali lipat dari sebelumnya.

Itu membuat Pak Dibyo girang seketika sebelum kembali meringis pasrah akan ketidakmampuannya dalam menghadapi ini.

"Seandainya dulu saya bisa membaca, tidak mungkin saya akan tertimpa seperti ini."

"Jika saya diberikan kesempatan hidup kembali maka saya akan mencari Ilmu Sejati selayaknya para pemburu yang akan mengejar kemanapun buruannya berada sehingga di kala saya meninggal dan jumpa lagi dengan malaikat itu saya sudah siap dengan segala keilmuan saya." Ujarnya dengan penuh keteguhan.

"Heh, Apa kau yakin jika kau terlahir kembali kau akan bisa menjawab semuanya nanti?", Tanya Malaikat yang bernada mencibir karena melihat pak Dibyo berlagak sok yakin dan tahu.

"Baiklah kita lihat saja bagaimana nanti pada akhirnya, namun karena melihat catatan karma kamu itu baik, Tuhan mengabulkan permohonan kamu agar hidup kembali dan memberikan saya sebuah benda untuk dipinjamkan kepada kamu agar kamu bisa menggunakanya dengan baik di kehidupan kamu yang baru nanti." ucap sang malaikat tersebut sambil membuka dan membaca kitab amalan dan ketentuan hidup pak Dibyo.

"Alhamdulillah, Allah memberkati." Kata pak Dibyo mendengar hal ini

"Tapi kamu jangan senang dahulu, karena kamu tidak akan kembali hidup lagi di dunia yang kamu kenal sebelumnya sebagai bumi tapi akan pergi ke dunia lain dimana hukum rimba sangat kental." Ujar sang malaikat sambil menggernyitkan dahinya melihat pak Dibyo yang masih terlena dalam pikirannya sendiri.

"Huh, jadi saya harus bisa mencari ilmu seluas mungkin agar selain dapat bertahan hidup di sana juga untuk mencari jawaban sejati akan hal ini nantinya, baiklah sang malaikat saya tahu." Balas pak Dibyo kepada sang malaikat

"Oh, tampaknya kamu yakin sekali dengan pendirianmu. Baiklah tugas saya telah selesai. Ingat banyak yang akan lupa dalam pencarian sejatinya karena dia berada di puncak dunia dengan kekuatannya, kekayaannya, bahkan sampai beristrikan ribuan lebih karena hal ini. Saya harap kamu akan ingat dengan tujuan awal mula kamu pak Dibyo. Selamat Jalan menempuh kehidupan baru."

Dan setelah itu pun pak Dibyo tidak lama hilang kesadarannya dan entah sudah berapa lama dia berada dalam zona perpindahan dimensi alam semesta ini untuk terlahir kembali.

##

Di sebuah gubuk tua yang reot, terlihat seorang wanita muda yang sedang melenguh kesakitan karena proses kelahiran bayi pertamanya. Tidak terlihat wujud yang bisa menjadikan sebagai ayah ataupun kerabat dekat yang mendampingi wanita tersebut.

Karena posisi gubuk tua ini jauh dari keramaian kota, dan wanita ini hanyalah hidup sendirian saja di gubuk ini.

Paras wanita ini memang sangatlah cantik bagai bidadari, namun sayang karena wanita ini hidup dalam kemiskinan dan jauh dari kehidupan manusia sekitar sinar kecantikannya terlihat redup dengan pakaiannya yang lusuh dengan tambalan sana-sini.

Suaminya dulu adalah seorang pemburu yang hebat dan sering menjajakan hasil buruannya ke desa terdekat saat itu.

Naas nasib buruk menimpanya, saat sedang berburu dia terkena duri beracun yang dilontarkan buruannya pada detik nafas terakhir saat hendak membunuh buruannya tersebut.

Racun itu tidaklah berbahaya, hanya membuat orang yang terkenanya akan menjadi mati rasa dan mematung dalam beberapa jam saja. Namun karena banyaknya darah yang berceceran dari tangkapan buruannya ini membuat hewan buas lain mendatanginya dan melahapnya hidup-hidup karena hal ini.

Wanita ini terus berjuang mati-matian dalam proses melahirkannya ini, hingga hampir lemas seketika. Dan saat itu alam yang tadi cerah mendadak menjadi berawan dan mulai bermunculan pelangi di sela-sela awan yang terfokus di atas gubuk reyot ini sementara suara hewan pun terdengar saling bersahutan sebelum mendadak sepi saat awan pelangi ini muncul.

Dan dari balik awan pelangi ini meluncur sesuatu tak kasat mata lurus menuju gubuk reyot tua ini dan menghujam ke perut wanita ini.

"Ahhh, Saaakkkkiiiittt!!!" jerit wanita itu saat merasa ada sesuatu yang menghujam ke perutnya tersebut.

##

"Huh, dimana ini? kok masih gelap yah? bukankah saya akan terlahir kembali?"

Oh itu ada sinar coba saya bergerak kesana saja", pikir pak Dibyo saat ini

Tiba-tiba saat hendak bergerak pak Dibyo ini mendengar sesuatu di dalam batinnya.

"Selamat Pak Dibyo, anda telah terlahir kembali menjadi manusia baru dan di alam dunia yang baru. Saya adalah pustaka semesta yang dititipkan Tuhan Allah SWT kepadamu untuk menjalani kehidupanmu di dunia ini.

Ketika anda berhasil menuju ke arah sinar di sana maka semua ingatan akan kehidupanmu di masa lampau akan musnah termasuk juga ingatan akan Tuhanmu Allah SWT juga akan musnah dan saya juga akan berhibernasi sampai kamu telah dapat membaca dengan baik dan benar di kehidupan ini, untuk itu Semangat yak pak Dibyo semoga anda berhasil."

"Hey, pustaka semesta!" panggil pak Dibyo berulangkali sayang pustaka semesta saat ini telah menjalankan hibernasinya kembali.

"Ahhh, sialan!!, huh, bagaimana ini nanti yah? Ahh, hajar terus ajalah daripada pusing memikirkannya. Bismillah hirohman Nirrohim."

Bergeraklah pak Dibyo kearah cahaya itu dan ketika mencapai cahaya itu pikiran pak Dibyo yang sedari tadi was-was memikirkan masa depan kehidupannya nanti mendadak lenyap, kosong dan keluarlah dia dari rahim wanita tua ini berbarengan dengan suara raungan naga yang terdengar seperti dari balik awan pelangi yang menaungi gubuk reyot tua ini.

"Oa...Oe, Oa...Oe", suara tangis bayi yang baru saja terlahir ke dunia fana ini membuat hati wanita yang sering di sapa oleh suaminya dulu dengan panggilan mama Wulan sumringah.

Parasnya yang basah kuyup karena menguras tenaga untuk melahirkan jabang bayinya ini membuat hati jikalau ada orang lain melihatnya akan merasa sangat iba dan prihatin.

Walaupun begitu meski sinar kecantikannya terlihat sudah sedikit meredup, tapi dengan senyum sumringah yang nampak di wajahnya ini seakan terlihat seolah-olah kembali menjadi gadis perawan muda kembali yang kecantikannya bagai bidadari surga.

Berusaha mama Wulan ini untuk memandikan bayinya dengan air hangat yang disiapkannya dengan sesegera mungkin walaupun kondisi fisiknya masih sangatlah lemah.

Tak pernah lepas senyum kebahagiaan dari wajahnya yang terus memandangi bayinya ini.

Setelah selesai memandikan bayinya ini mama Wulan membungkusnya dengan selembar dedaunan panjang yang telah dirangkaikan menjadi seperti kain untuk bayinya ini.

Sambil menidurkannya kembali ke ranjang bayinya yang hanya beralaskan dari tumpukan dedaunan mama Wulan pun memikirkan nama untuk putra semata wayangnya ini.

"Nak, karena mama berharap kamu besar nanti menjadi seseorang yang selalu tegar dengan segala macam cobaan kehidupan kamu kelak dan juga mama mendengar suara naga saat kamu lahir di awan pelangi atas gubuk ini, kamu akan mama berikan nama sebagai Tegar Nagateja."