Sebisa mungkin sembari menunggu lift berhenti di lobby, Kezia mencoba mengontrol deru nafasnya dan juga emosinya.
Jika sebelumnya Kezia merasa tertekan alasan traumatis yang Aldo sempat berikan pada gadis itu, perlahan Kezia mulai mencoba melupakan hal tersebut, bahkan secara perlahan mulai menepis akan rasa takut yang sempat menyelimuti dirinya.
'I'm fine," lirih Kezia dalam benak meyakinkan dirinya.
Ting!
Pintu lift terbuka, dengan tergesa gesa Kezia melangkahkan kaki nya keluar dari dalam lift tersebut. Tak dapat di hindari jika pada kenyataannya Kezia masih sedikit takut akan Aldo yang kasar serta pembual pada wanita.
Tap Tap Tap
Langkah kaki Kezia jelas sekali terdengar kasar di lobby, belum lagi dengan tatapan manik Kezia yang kearah depan, tetapi dengan tatapan kosong.
"Kez," lirih Alfred yang menyadari keanehan Kezia melangkahkan kakinya.
'Ck, ternyata dia memang bergantung pada Pak Al saja.' decih Aldo sekilas melihat Alfred yang menghampiri Kezia.