Michael kini telah berada di apartemennya, lebih tepatnya ia sedang mencoba merilekskan tubuhnya dengan berselonjor di sofanya setelah masuk telefon dari sang ayah yang sempat membuatnya sakit kepala.
Bukan apa apa, seingatnya adiknya itu bukanlah seorang pembangkang, jadi bukankah hal yang wajar sebagai seorang kakak ia merasakan kekhawatiran pada sang adik?
Apa yang sebenarnya terjadi? dan mengapa secara tiba tiba Axelle memilih cuti begitu saja tanpa memberi kabar? Apakah ada hal yang terjadi sebelumnya padanya? atau adakah orang yang mengusik atau mengganggunya?
Hal hal seperti itu yang selalu menghantui Michael sepanjang perjalanan hingga ia sampai di apartemennya, bahkan sudah sampai di apartemen pun Michael terus mencoba menggali dan memperkirakan jawaban dari sekian banyak pertanyaan yang terlintas di kepalanya itu.
"Hah~"
Sebuah helaan nafas panjang, keluar begitu saja dari belah bibir Michael.
Kepalanya terasa penat dan berat. Bagaimana tidak ?