Bel berbunyi tanda bahwa aktivitas belajar mengajar telah usai. Guru membereskan buku-bukunya dan berjalan keluar murid-murid juga mengemasi barang-barang mereka kedalam tas dan satu persatu keluar dari kelas.
"Yerim-ah! Aku duluan. nanti kutunggu di bawah karena aku harus mengambil buku di perpus takut keburu tutup". Kata jackson berlari keluar sambil mengedong tasnya.
Yerim mengemasi barang-barangnya. Satu persatu siswa-siswi keluar dan tinggal hanya Chanyeol dan Yerim didalam kelas. Yerim melihat chanyeol masih belum mengemasi barang-barangnya, buku-bukunya masih diatas meja juga alat tulisnya.
"Sudah pulang. Kau tidak berkemas?". Tanya Yerim sambil mengangkat tasnya untuk di gendong. Dan saat hendak keluar dari kelas. "Saranghae!". Seru Chanyeol yang langsung membuat langkah Yerim terhenti.
"Dia mengeluarkan suara". Kata Yerim dalam hati dan berbalik. "Namaku bukan 'SarangHae'. Kita sudah sampai tengah semester tapi kau tidak tau namaku.. Namaku Kim Yerim, dipanggil Yerim!". Tegas Yerim sambil memangku tangan.
"Saranghae". Kata Chanyeol sedikit besar sambil menatap Yerim yang berada di bangku depan.
Mendengar itu Yerim tidak terima dan melangkah maju mendekati Chanyeol. "Sudah kubilang namaku Yerim K I M Yerim araseo!!".
"Saranghandagu!!!". Bentak Chanyeol berkaca-kaca menatap tajam Yerim yang tepat di depan mejanya. / "kau belum meminum Obat?". Ejek Yerim kesal.
"Saranghandagu Kim Ye Rim!!". Teriak Chanyeol mengema sehingga membuat bulu kuduk Yerim berdiri.
"Michiseo!!" Picis yerim berbalik dan melangkah menjauh dari Chanyeol yang Terlihat buas dan garang.
Tiba-tiba~
Chanyeol dengan gesitnya memeluk Yerim dari belakang. "Aku sudah menyukaimu dari Lama Yerim-ah!". Bisiknya di telinga. Yerim menjadi sedikit takut dan merontak untuk melepaskan pelukan lembut chanyeol. / "Neo michiseo!!". Cetus Yerim merontah dengan kasar sehingga Chanyeol terpental jatuh kearah meja-meja.
Brukk!!. "Ahh!!". Miris Chanyeol kesakitan.
Yerim segera berlari keluar dan meninggalkan Chanyeol. Saat berjalan di koridor ia tak merasakan Chanyeol mengikutinya ia berbalik kebelakang dan tak ada Chanyeol di sana. Berhenti sesaat dan melihat lagi kebelakang. Akhirnya yerim kembali ke kelas setelah ia tau bahwa Chanyeol masih sakit dan terluka. Dan parahnya lagi ia mendorong Chanyeol terjatuh menabrak meja-meja dengan kuat.
Yerim mempercepat langkahnya menghampiri Kelas dan memasukkinya ia melihat Chanyeol sedang merintih kesakitan dan berusaha bangun dari sela-sela meja.
Yerim datang dan membantunya memisahkan meja-meja yang menghimpit tubuh Chanyeol.
"Mian!" Seru Yerim memisahkan Meja-meja dan membantu Chanyeol keluar dari sana.
Saat meja-meja sudah digeser Yerim. Yerim membantu Chanyeol berdiri terlihat jidat Chanyeol yang terluka akibat terbentur di meja. Yerim hendak menyentuh luka itu karena darah keluar dari sana akan tetapi Chanyeol menepisnya kasar.
"Pergilah!! Jangan sok perhatian". Bentaknya. / "Mianhae". Ucap yerim penuh penyesalan.
Chanyeol berusaha berdiri sendiri dan mengacuhkan bantuan Yerim ia mengambil kruknya dan tasnya berjalan melalui pintu belakang kelas meninggalkan Yerim yang masih tertunduk merasa bersalah.
Yerim mengejar Chanyeol dan meminta maaf lagi. Tapi Chanyeol Cuek dan berjalan tak menghiraukan Yerim.
Yerim menyerah mengejar Chanyeol. Ia berbalik dan jalan pergi juga.
Saat itu Yerim dan Chanyeol sama turun melalui tangan akan tetapi yerim Turun melalui tanggah pertama dan Chanyeol turun melalui tanggah kedua.
Yerim masih melihat Chanyeol sampai masuk kedalam mobil di tuntun oleh para penjaganya. Chanyeol melihat Yerim masih memperhatikannya di kaca spion belakang mobil. Ia tersenyum melihat itu.
"Yerim-ah!". Seru jackson mengagetkan yerim yang masih melihat mobil chanyeol yang sudah berjalan keluar sekolah.
"Apa yang kau lihat?". Tanya jackson melihat tempat yang yerim pandang.
"Ah! Amugotho aniya". Acuk yerim menarik tangan jackson.
***
Ke esokkan Harinya di kelas~
Yerim terus memandang kebelakang dan melihat Chanyeol sedang menulis yang ditulis guru dipapan. Karena merasa ada yang selalu memperhatikannya Chanyeol melirik Yerim dan mempergokinya sedang memperhatikannya. Yerim langsung salah tingkah dibuat Chanyeol dan berbalik sambil memukul-mukul kepalanya sendiri.
Guru yang sedang mengajar saat itu adalah guru bahasa asing karena merasa aneh dengan yerim ia bertanya pada yerim apakah yerim mau menjawab soal di atas. Yerim menolak dan semua murid menyoraknya agar mengerjakan soal dipapan.
Yerim menolak dan menggelengkan kepala tanda tau tau jawabannya. Karena pertentangan semakin panjang. Chanyeol mengangkat tangan dan berkata "saem!!".
Semua kehebohan itu terdiam karena Chanyeol anak si pendiam dikelas mengeluarkan suaranya. Sungguh itu kejadian yang sangat langkah. Semua orang memperhatikannya dan Chanyeol menjadi pusat perhatian. "Aku akan menjawab!". Kata chanyeol lagi dan semua mata melihatnya dengan heran.
Setelah menjawabnya Chanyeol kembali terdiam dan menunduk melihat bukunya. "Kau dengarkan?! Ini bukan mimpikan". Kata salah satu teman kelasnya.
Karena tak mau mendengar kicauan teman-teman chanyeol mengambil hadsetnya dan memutar lagu keras-keras sambil membaca.
Yerim hanya menelan ludah melihat Chanyeol. Ia tahu ini pasti karenanya. "Heol!". Dengus Yerim. Jackson langsung bertanya pada yerim dia kenapa akan tetapi Yerim mengacuhkannya dan menceritakan hal lain.
Bel istirahat berbunyi~
"Aku sedang tidak mood kekantin bisakah kau membelikanku jus dan membawakannya disini?". Pintah Yerim pada Jackson. / " okey! Aku akan segera kembali".
Setelah Jackson pergi Yerim mendekati Chanyeol yang masih asyik membaca buku sambil mendengarkan music.
Ia menarik salah satu hadset Chanyeol. "Mianhae. Aku tau marah makanya aku minta maaf telah melukaimu". Ujar Yerim
Chanyeol kembali memasang hadsetnya dan tak menghiraukan Yerim. Iapun bosan berada disana dan hendak enyah dari hadapan chanyeol akan tetapi Chanyeol menangkap tangan yerim. "Bisakah kau menemaniku. Jangan pergi!". Katanya akhirnya.
Yerim kembali duduk di depan meja chanyeol. Chanyeol kembali membaca bukunya, Yerim hanya memandangi Chanyeol dan ia melihat mata, hidung dan bibir chanyeol. "Dia tampan". Simpulnya dalam hati. Ia kembali melihat jidat Chanyeol yang terluka tertutupi oleh poninya.
Tangan yerim mulai bergerak hendak memisahkan rambut chanyeol yang menutupi jidatnya. Akan tetapi dengan cepat tangan chanyeol menangkap tangan yerim yang hampir saja menyentuh rambutnya.
"Apa yang akan kau lakukan?!". Tanya chanyeol memandang tajam Yerim. / "aku ingin melihat lukamu!". Seru yerim kesal dan menarik tangannya kembali.
Chanyeol kembali membaca bukunya. "Apa yang kau baca?". Tanya yerim penasaran.
"Benarkah kau menerima Cintanya?!". Tanya Chanyeol sambil membaca bukunya. "Mencintai siapa?". Tanya Yerim kembali.
"Jackson wang!". Sebut Chanyeol. / "dia sahabatku, dia juga termaksud tipeku". Jelas yerim
"Aku tidak bertanya siapa dia bagimu! Aku hanya bertanya kau membalas cintanya?". Tegas Chanyeol. / "ada apa denganmu..itu bukan urusanmu!". Keluh Yerim kesal.
"Karena aku juga mencintaimu". Ungkap chanyeol. / "gila! Kau pasti belum meminum obatmu!". Tukas Yerim berdiri dan enyah dari hadapan Chanyeol. Jackson datang membawa 2 botol jus dan dua potong Roti.
"Akhirnya kau datang!". Sambil mengambil jus yang di pegang Jackson dan meminumnya karena sedari tadi tenggorokkan Yerim serasa kering yang disebabkan Chanyeol.
**
Yerim mengajak Jackson keluar dari kelas karena ia merasa terganggu dengan Chanyeol dan kata-kata Chanyeol tadi dan kemarin.
Karena Yerim terlihat melamun, Jackson menepuk pundak Yerim. "Kau kenapa?". Tanyanya
"Jackson..".
"Hmm?".
"Ah! Tidak. Aku hanya sedang sedikit memikirkan teman kelas kita". / " siapa?". Kata jackson samping mengigit rotinya.
"Chanyeol". Ucap Yerim langsung cemberut. "..dia sepertinya sedikit aneh. Ah!! Pokoknya aneh" jelas yerim menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
( satu minggu sebelum UTS)
Chanyeol menjadi Risih dengan kesehariannya membaca buku dan lagi ia seakan tak bisa menghirup aroma kebebasan. Ia seakan sedang terikat oleh tali yang melingkar kuat hingga ia tak bisa melepaskannya. Ia hidup bagaikan boneka Appanya, ia harus memuaskannya dan mengikuti semua keinginan Appanya kalo tidak ia akan mengikuti eommanya. Ditambah lagi ada UTS dan Yerim. Chanyeol jadi tak Fokus pada bacaannya ia membuang buku-bukunya dan mengetuk pintu agar keluar dari kamarnya yang di kunci dan di jaga oleh beberapa penjaga.
"Aku lapar!!! Keluarkan aku!!!". Teriaknya sambil menendang-nendang daun pintu yang di kunci dari luar.
Mereka yang menjaganya tak kunjung membuka pintu. Chanyeol mengambil buku-buku tebal dengan dan di lemparkan di kamera yang berada di sudut kamarnya.. hingga kamera itu menjadi rusak. Ia mengambil laci dan lepaskannya dari meja belajarnya dan di lemparkan di daun pintu dengan marahnya. Lampu tidurnya tak selamat ia melemparnya hingga pecah kemana-kemana. Lemari pakaiannya di jatuhkan dan di patahkan.
"Keluarkan aku!!!!". Bentaknya menggila sampai urat-urat lehernya menegang dan menonjol.
Para penjaga membuka pintu dan berusaha menahan Chanyeol agar tak berontak sehingga merusak kamarnya semakin parah. Ia di suntikkan obat bius agar tak melawan.
Ke esokkan harinya~
Chanyeol membuka matanya dan melihat sekitarnya yang berantakkan. Ia menarik nafas panjang dan menuju kamar mandi.
Setelah selesai mandi ia memakai seragamnya dan dan mengetuk pintu agar para penjaga membuka pintunya. Mereka membuka pintunya dan merasa heran dengan Chanyeol yang berpakaian rapi tapi tak mengendong tas serta membawa alat-alat belajarnya.
"Tuan muda. Kau tidak membawa tas?". Tanya salah seorang penjaga.
"Berhenti memanggilku 'Tuan muda' !! Kalau aku sebenarnya adalah Tahanan kalian!!". Bentak Chanyeol berbalik menggenggam kerak jas penjaga itu. "..kemana Abbeoji?! Seharusnya di pulang kerumah disaat aku membuat keributan, apa kalian tidak melaporkannya.. apakah jika kalian melaporkannya maka salah satu dari kalian akan mati di tembaknya.. berhentilah dari perkerjaan ini!".
Chanyeol memasuki mobil dan berangkat kesekolah. Ia sama sekali tak membawa tas hanya membawa dirinya kesekolah.
Sesampainya di sekolah chanyeol menuruni mobil dan berjalan layaknya seorang pangeran yang turun dari kereta kencana di ikuti para pengawal-pengawal. Chanyeol menghentikan langkahnya karena ia masih di ikuti oleh kesepuluh penjaga yang berbaris rapi di belakangnya.
Chanyeol memutar balik tubuhnya dan melihat mereka. "Batas kalian cuma sampai di halaman sekolah! Mengapa kalian mengikutiku masuk?!". "...a..aah! Kalian takut bahwa aku akan brutal lagi seperti tadi malam?! Tenanglah. Semua akan baik-baik saja, jadi tunggulah disini!". Pintah Chanyeol. Mereka hanya sikap dan diam tidak mendengar perintah Chanyeol dan masih tetapi mengikuti Chanyeol dari setiap langkahnya.
.
"Haaaarrrggggtttt!!!!". Geram Chanyeol pada mereka sampai wajahnya memerah. "Pergi!!!". Bentaknya. Mereka hanya tenang dan sigap. Sebuah mobil datang dihalaman itu dan turunlah seseorang lelaki baya berbadan tegap dan berjas rapi.
Ia berjalan menuju Chanyeol dan Tim penjaga. "Kau tidak memiliki kuasa Tuan muda Park!". Serunya.
"Kau siapa?!!". Bentak Chanyeol terengah-engah. "Aku Kim Myun San. Aku akan menjadi ketua Tim penjagamu Tuan muda Park. Kudengar kau membuat keributan tadi malam.. untuk itu aku turun tangan menghadapimu...mengapa kau menjadi buas begitu.. kau merasa tertekan? Nikmati saja pelanyanan semua ini..kau tau dimana semua orang mau menjadi sepertimu".
Mendengar itu Chanyeol tertawa geli. "Lebih baik aku mati jika menjalani hidup seperti ini!". "..sudahlah kau ajak bawahanmu ini agar tetap disini! Jangan membututtiku!". Pintah Chanyeol ia berbalik dan melangkah pergi. Akan tetapi tim penjaga masih membututtinya.
"Argggghhttt!!!!!!". Teriaknya mengemah di halaman parkiran yang sunyi. "Berhenti mengikutiku!!!!".
Chanyeol langsung menyerang mereka dengan emosinya akan tetapi. Mereka menghindar dan menepis pukulan dan tendangannya. Mereka menendangnya dari perut untuk membuatnya berlutut.
Myun san menyambak rambut Chanyeol sangat kuat dan berbisik padanya. "Jangan bertindak kau adalah Tuan muda! Pergi lihat dirimu kau ini hanyanya boneka appamu! Jadi nikmati saja semua ini sudahku bilang!".
Chanyeol mengepal tangannya, matanya berkaca dan memerah karena menyimpan amarahnya yang selama ini ia pendam.
Di lain sisi Yerim menyaksikan kejadian itu menjadi lemas dan terjatuh kelantai, karena kedua kakinya menjadi lepas tentang apa yang dilakukan para penjaga Chanyeol. Dengan kasarnya pada tuan mereka sendiri.
"Berdiri!". Bentak Myunsan
Chanyeol berdiri dan berbalik melangkahkan kakinya menuju kelasnya yang masih di ikuti para penjaganya yang tepat di belakangnya.
Yerim berlari kearah Chanyeol dan menepuk pundaknya tau bahwa para penjaganya berwajah garang. Akan tetapi ia berusaha mendekati Chanyeol.
Sesekali yerim melirik kebelakang untuk memastikan mereka tidak curiga. "Aduhhh!!! Perutku sakit! Chanyeol-ah bisakah kau mengantarku ke UKS. Aku tak mampu berjalan". Akting Yerim memainkan salah satu matanya memberi kode.
Chanyeol mengerti maksud Yerim dan mengendongnya ke UKS sedangkan para penjaganya mengikutinya. "Kau ini kenapa?". Bisik chanyeol. / " aku mau membantumu terbebas dari mereka". Ungkap yerim
Sesampainya di UKS. Mereka hendak mengikuti masuk akan tetapi chanyeol menyuruh mereka menunggu di luar karena ruang UKS sempit.
Chanyeol menutup pintu dan membaringkan Yerim diranjang akan tetapi Yerim bangun meniduri chanyeol. "Kau mau apa?". Seru Chanyeol kaget.
"Perutmu pasti sakit..tidurlah disana dan aku akan mencari obat oles untukmu".
Chanyeol tersenyum dan menutup matanya.
Setelah mendapatkan obat salep. Yerim berbalik melihat Chanyeol yang tertidur. Ia membangunkan Chanyeol untuk menaikkan seragamnya agar ia bisa mengolesi perut Chanyeol.
"Ya ampun Biru memar". Gumang Yerim terkejut melihat itu. "Kau harus melapor Appamu dan mereka pasti akan di pecat dan di penjara!".
Chanyeol hanya tersenyum mendengar imutnya perkataan Yerim yang faktanya lain dibaliknya.
"Hmm...aku akan katakan padanya dan cepat oleskan itu. Itu sangat sakit".
Beberapa menit kemudian Chanyeol keluar dari ruangan itu dan mereka mengikuti Chanyeol lagi. Yerim keluar setelah mereka benar-benar pergi dari sana.
***
"Kim Ye Rim!". Panggil Jackson berlari kecil mendekati Yerim yang keluar dari Ruang UKS.
"Kau sakit?". Tanya jackson meraba jidat Yerim.
"Aku baik-baik saja". Jelas Yerim
Jackson sangat khawatir dan menarik kuat Yerim dan mendekapnya di dalam pelukkannya. "Kau harus selalu baik-baik saja Saranghae Yerim-ah".
Bersambung ~
semoga kalian suka ya manteman maaf jika masih ada banyak kesalahan DNA ketika typo ya vote mantenan jangan lupa vote ya manteman 😇