Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Kekasih bayangan

🇮🇩Bipong
--
chs / week
--
NOT RATINGS
55.5k
Views
Synopsis
Cinta dan kasih yang dilanda tokoh Aku atau Roy terhadap seorang gadis keturunan bule bernama Jeska. Hampir setiap tempat mereka jadikan untuk memadu kasih. Tak pernah memikirkan apakah tempat itu bersih atau kotor. Bahkan, tak memikirkan tempat umum yang ramai dan tempat yang sangat horor. Yah mungkin itulah yang disebut cinta. 3 tahun berlalu, cinta dan kasih yang dilanda Roy masih tetap sama. Malahan bertambah kuatnya rasa ingin memadu kasih antara kedua. Sesekali sahabat Roy mengingatkan bahkan menegur perlakuan sahabatnya itu. Apris nama sahabatnya itu. Apris tak mau Roy jatuh ke lubang yang sama kedua kalinya. Berbagai cara yang dilakukan Apris. Mulai dari mengajak Roy ke masjid untuk sholat, mengaji, bahkan mengikuti beberapa ceramah agama setelah sholat subuh atau Kultum, namun hasilnya nihil. Roy masih tetap dengan lakuan yang seperti dulu. Tiada habisnya memadu kasih dengan pacarnya Jeska. Hingga suatu hari, Roy mendapati Jeska sedang berduaan dengan laki-laki bertubuh kekar, tinggi, dan berkulit putih, yang sedang asik berciuman di tempat mereka pertama kali memadu kasih. Tower Pakaya nama tempatnya. Roy langsung menghampiri Jeska. "Jeska!!!" Teriak Roy saat menghampiri Jeska. Jeska, dan pria itu terkejut bukan main. "Roy?!" Terlihat Jeska sedang merapihkan rambutnya yang berantakan akibat adegan ciuman dengan pria itu, dan sesekali membersihkan area bibir mungil merahnya untuk tidak kelihatan jorok di depan Roy. Tanpa basa-basi, Roy menonjok dengan kepalan tinju ditangan dengan sekuat tenaga yang ia miliki. Sekitar 6 kali tonjokan dilayangkan Roy terhadap pria yang bersama Jeska. "Sudah Roy! Sudah.!" Dengan linangan air mata, senjata empuk milik Jeska tak mampu meredakan amarah Roy saat itu. Maklumlah Roy telah mengetahui tabiat Jeska yang selalu menggunakan rengekan manisnya.
VIEW MORE

Chapter 1 - Tower Pakaya

Lalu lalang muda-mudi seakan menambah romantisnya malam itu. Sesekali ku menatap sekeliling Tower Pakaya hanya untuk memastikan tak akan ada patroli polisi yang menuju arah tempat ku memadu kasih. Kecupan yang terhenti seakan mulai berlangsung. Perlahan bibir kecil merahnya mulai berpacu dengan bibir hitam tebalku. Hembusan nafasnya seakan menghangatkan sekujur tubuhku. Aku pun menikmati malam itu. Ku tambah kedalaman ciumanku dibibirnya seakan ia menyetujuinya. Aku terhanyut dalam manis bibir merahnya.

"Wiwu-wiwu-wiwu-wiwu". Suara patroli polisi menghampiri jalan Tower Pakaya. Seketika, ciumanku dengannya lebur seperti es di Antartika. Sungguh dingin suasana malam itu hingga, membuat bibir merahnya nampak keabu-abuan. Ku genggam erat tangannya lalu, ku putuskan untuk lari sekencang-kencangnya dari kejaran Polisi. Ku lihat dari kejauhan, mobil ambulans sedang menurunkan mayat untuk di bawa ke dalam rumah duka. Aku memutuskan untuk bersembunyi dalam mobil ambulans itu. Ku lihat dari arah jendela mobil, polisi yang mengejarku nampak terkecoh dengan tempat ku bersembunyi. Polisi lari lurus ke arah ujung jalan.

"Syukurlah" pinta Jeska.

Aku, dan Jeska akhirnya selamat dari kejaran Polisi.