Semua terjadi begitu saja.
Aku melihat seperti yang mereka lihat. Tetapi aku bisa melihat apa yang tidak bisa mereka lihat.
=====
Hari itu, hari yang tidak bisa aku lupakan dalam sejarah kehidupanku.
Pertama kalinya aku mengetahui bahwa ada yang tidak beres denganku.
Ujian pagi itu dimulai. Kenaikan kelas 2 SMP Negeri 2 Kandangan. Di singkat ESKADA.
Pengawas berjalan dan membagikan lembar kerja untuk di kerjakan.
Anehnya mengapa ada seorang anak kecil dan ayahnya yang sedang duduk bercanda di bagian depan ruangan, tepatnya di sebelah meja pengawas. Ya mereka sangat menikmati momen itu.
Pada waktu jam pelajaran di mulai, bertambah bingungnya aku. Di saat mereka masih berada disana. Dan pengawas pun dengan santai duduk, dan tidak merasa terganggu.
Ku lihat anak itu melihat ke arahku.
Ya dia anak yang lucu, perempuan berumur 4 tahun. Memakai baju merah muda dan rambut di kuncir dua.
Dia tersenyum kepadaku.
Tidak lama kemudian dia datang menghampiriku. Dan pengawas pun tidak lekas meminta mereka untuk keluar dari ruangan.
"Hi"
Kusapa dia, yang hanya tersenyum kepadaku.
Aku merasa agak risih, karena aku tergangu akan kehadirannya.
Akhirnya ku beranikan diri untuk mengangkat tangan dan berbicara kepada pengawas.
"Bu, mungkin adek ini dan ayahnya bisa di minta keluar sebentar. Soalnya saya sedang mengerjakan ujian"
Sambil aku menunjuk anak yang berada di sebelahku dan ayahnya yang sedang duduk di lantai di samping meja pengawas.
"Maksudmu siapa?, sudahlah kamu fokus dengan lembar kerjamu. Gak jelas"
Seketika itu pula pengawas, mengataiku dengan sebuah kalimat "Gak jelas".
Detik itu pula aku yang merasa bahwa mereka benar-benar berada di sampingku. Membuatku ingin memberikan bukti bahwa mereka benar-benar ada.
"Rik, kau melihatnya kan. Lihatlah dia, tersenyum menatapmu"
Kutanyakan hal yang sama kepada Riko, yang duduk di belakangku.
"Apa maksudmu, kamu pakai pil ya. Sampai imajinasimu berlebihan"
Lagi-lagi dia juga tidak melihatnya. Lantas aku bertanya kepada anak kecil tersebut.
"Dek, kenapa ada disini. Kan kakak-kakak yang ada disini sedang ujian"
Aku bertanya lirih kepadanya dan dia hanya tersipu malu kemudian berlari menuju ayahnya.
Seketika itu juga, ayahnya melihatku dan tersenyum kepadaku.
Aku hanya diam dan berbalik kepada lembar kerjaku.
Kubaca soal pertama, dan ku menjawabnya. Biologi membuatku bosan.
Ku melihat lagi ke arah mereka. Dan mereka sudah tidak ada. Hmmm pasti mereka sudah di minta keluar oleh pengawas.
Kapan-kapan kalau ketemu lagi dengan anak kecil itu, aku akan menanyai namanya. Karena tadi aku lupa menanyakan hal tersebut.
1 jam berlalu, akhirnya ujian pertama sudah selesai. Kupustuskan untuk pergi ke kantin untuk mencari makanan.
Kumelihat sekeliling untuk mencari anak kecil itu, tapi tidak ada. Kutanyakan juga ke banyak teman sekelasku tapi mereka juga tidak tahu.
Malahan yang kebanyakan keluar dari mulut mereka adalah
"Dasar aneh".
Kalimat tersebut cukup menyulut api panas di dalam hatiku. Tapi ku coba untuk tidak hiraukan hal itu.
Bunyi bel telah berdering menandakan bahwa aku harus kembali ke ruang kelas Untuk melanjutkan ujian hari ini.
Sejarah. Hmmm pelajaran membosankan kedua, setelah Biologi.
Aku masuk, berharap nertemu lagi dengannya. Tetapi nihil. Dia juga tidak ada di kelas ini lagi. Mungkin besok dia akan datang, maka aku akan bertanya kepadanya.
Aku takut, perkataanku waktu di kelas tadi menyakiti hatinya. Karena aku secara tidak sengaja, sudah mengusirnya dengan perlahan.
Di tengah-tengah ujian ini membuatku bosan, dan mengantuk.
Soal yang ku jawab baru 30 kurang 20 soal lagi.
Kuputuskan untuk tidur sebentar.
===
Bel berbunyi, tersadar aku dengan terkejut.
Jam pelajaran sudah usai.
Aku bingung bukan kepalang, karena pekerjaanku belum selesai. Dan Pengawas sudah mengambilnya.
Aku bergegas menuju ke meja pengawas tersebut untuk memohon menyelesaikannya. Dan berjanji hanya dengan waktu tambahan 5 menit.
Akting yang kuberikan ternyata manjur. Pengawas memberikan soal dan lembar jawaban kepadaku.
Dengan cepat aku menuju ke mejaku kembali untuk mengerjakan. Beruntungnya aku, pengawas yang satu ini baik hatinya.
Kubuka lembar kerjaku dan terkejutnya aku, bahwa semua jawaban sudah terisi, hmmm siapa yang mengisinya. Jelas-jelas aku tertidur tadi.
Aku menghampiri Bapak Pengawas dan menanyakannya.
"Pak, ini tadi apakah ada yang mengumpulkannya"
Sambil kubawa lembar jawabanku.
"Tidak ada, bapak yang mengambilnya dari mejamu"
Tanpa omong panjang, Pengawas tersebut pergi meninggalkan ruangan kelas.
Aku yang saat ini masih terdiam, jalan perlahan meninggalkan ruangan kelas.
Hmmm, sambil bingung. Ya tapi biarin wes, yang penting sudah terisi semua. Aku cuma khawatir tiba-tiba itu ulah temanku yang tidak suka denganku. Takutnya mereka mengacak jawaban dan membuat nilaiku anjlok.
"Hi"
Aku terkejut akan sapaan yang baru saja kudengar.
"Hi, darimana saja kamu. Aku mencarimu dari tadi"
Dia hanya tersenyum menunjukkan betapa lucunya dia.
"Ayahmu dimana?" Dia hanya terdiam dan melihatku. Tidak mengucapkan satu patah kata pun.
"Hmmm, namamu siapa?"
"Indah"
Disaat aku bertanya namanya, dia langsung menjawab dengan cepat. Dan berlari menuju ke halaman belakang. Aku yang mau mengejarnya, tetapi dipanggil oleh penjaga sekolahan.
"Hei, mau kemana kamu"
Aku hanya diam berjalan kearahnya.
"Saya, cuma mau ngejar Indah pak, soalnya dia tadi berlari menuju ke halaman belakang."
"Indah???"
"Iya, pak Indah anak kecil pakai baju merah muda tadi."
Pak kosim hanya diam dan berjalan meninggalkanku.
"Pak, pak. Mau kemana?"
Dia berbalik kerahku lagi dan berkata kepadaku.
"Kamu cepet pulang sana"
"Indahnya pak"
"Yang kamu lihat itu sudah tidak ada"
"Maksudnya pak?"
"Iya, Indah dan juga ayanya sudah lama meninggal 3 tahun lalu. Karena tertimpa gerbang sekolah yang pada saat itu sedang proses pemasangan. Sudah kamu pulang saja"
"Tap..tapi pak"
Belum selesai ku bertanya dia sudah jauh meninggalkanku.
Apakah aku sudah benar-benar gila. Padahal baru saja aku mengetahui namanya, dan dia sendiri yang memberitahuku.
Hari ini, hari yang membingungkan dalam kehidupanku. Banyak tanda tanya besar dikepalaku.
Aku tidak sabar pulang untuk bercerita kepada keluargaku.
=====
Semua itu terjadi begitu saja.