Jadi untuk bab yang satu ini, ini cerita yang aku alami baru saja ya meskipun itu bulan April tapi masih terasa baru bagiku. Biar gak lupa aku langsung tulis, kalau bab yang lainnya sudah tinggal publish aja. Jadi aku akan update yang baru saja terjadi alias aku alami di rumah sakit.
#21 April 2019
.
Malam hari ini aku harus di larikan ke rumah sakit dikarenakan sakit dikepalaku tidak kunjung reda dari jam 13.20 sampai 18.30. Biasanya di saat aku sakit kepala, aku istirahat sebentar pasti udah sembuh. Berhubung sakitnya gak sembuh-sembuh dan badan aku suhunya tinggi banget.
Aku pun memutuskan untuk meminta pembina mengantarkan aku untuk periksa.
Dan singkat cerita sampailah aku di rumah sakit, dan dokter menyarankan untuk aku harus rawat inap. Dalam hatiku udah gak karuan nih, karena rumah sakit adalah tempat kedua yang aku benci dari bioskop film horor.
Karena agak serius akhirnya salah satu dokter membawaku untuk masuk ke ruangan MRI. Untuk memeriksa kepalaku.
Disaat perjalanan menuju ruangan tersebut. Dari IGD aku keluar di dorong bersama ranjang dorong kali ya namanya. Pokoknya itu.
Dan melewati lorong yang panjang, aku sudah di sambut oleh mereka yang sedang asyik bermain di jalanan lorong ini. Bukan hanya satu. Melainkan banyak banget. Entah berapa. Aku hanya berbaring di ranjang dan pura-pura tidak melihat mereka.
Saking jahilnya mereka, ada anak kecil telanjang yang minta gendong dokter yang sedang membawaku. Dan ada yang gembol di kakinya dokter tersebut, kalau yang itu nenek-nenek kurus banget kayak tulang saja.
Dan ada yang naik ke ranjangku dan melihatku dengan mata yang melotot. Dia cewek berambut panjang, dan memiliki tangan dengan kuku yang panjang. Untung aja aku udah ahli dalam berpura-pura tidak melihat mereka. Karena sekali saja kontak mata, maka yang lainnya pun akan ikut berdatangan meminta sebuah bantuan kepadaku.
Cewek itu hanya berjongkok di atasku.
Dan ada yang datang lagi, kalau ini dua anak kecil dia kembar rasanya naik ke ranjangku juga.
Ngomong-ngomong aku belum pakai infus.
Mereka hanya bermain di atasku.
Kumelihat ada sebuah papan nama yang menujukkan tentang MRI.
Dalam hati
"Syukurlah"
Saat ranjang di belokkan ke arah kanan. Tidak sengaja aku membuat kontak mata dengan kakek-kakek yang berdiri di tiang di bawah papan nama tersebut.
Kemudian ku putuskan kontak matakku, meskipun hanya sebentar. Dia tahu.
Dia berlari ke arahku, dan aku mencoba untuk rileks dan tenang.
Dan tak lama dia sudah berada di atasku di ranjang.
Air liur itu menetes ke mukaku, meskipun dalam kenyataan itu tidak benar menetes ke mukaku. Tapi hanya dengan melihatnya saja sudah berhasil membuatku mual.
Dan serius aku mual.
"Dek kenapa!?"
Tanya dokter
"Terus saja dok, saya hanya kedinginan saja"
Aku menjawab sambil menutup mulutku.
Pada saat aku sudah mau memasuki ruangan MRI, baru saja di ambang pintu. Mereka semua tiba-tiba menghilang tidak tersisa.
Hmmm aneh.
***
Singkat cerita,
Setelah semuanya siap.
Aku juga sudah dalam keadaan di infus.
Jadi satu kamar itu isinya 4 orang dan luas juga, dan setiap ranjang ada tirainya.
Selama perjalan tadi di setiap lorong kamar, bihhh udah gak bisa di hitung tuh jumlahnya. Dan aku ada di lantai 3.
Dimana kalau udah lantai lebih dari 2, ke 3 sampai seterusnya adalah rumah bagi mereka. Hmmm itu fakta sih katanya hehehe tapi bener.
Sekarang udah jam 02.50 aku belum bisa tidur.
Aku di temani oleh adek kelasku, ya meskipun tidur dikursi tapi tidurnya nyenyak banget.
Aku lebih dari 5 kali memanggilnya, untuk meminta dia pindah tidur di sebelahku saja. Karena lumayan ranjangnya agak lebar.
Tapi dia tidak mendengarku sama sekali. Dan lagi-lagi ini aneh. Dan gak mungkin juga aku teriak-teriak, karena di sebelah udah pada tidur semua.
Hmmm ya sudahlah aku putuskan untuk tidur saja.
Dan gak lama kemudian aku kaget, karena kok tiba-tiba infus aku copot. Alias aku udah gak pakai infus, dan sekarang aku sedang ada di lorong kamar lantai 3.
Aku berjalan sendirian di lorong ini, dan suasana sangat sepi banget. Aku masih bingung, kenapa aku tiba-tiba ada di lorong. Dam udah gak pakai infus. Padahal aku tadi tidur lo. Aku masih bingung dengan infusku.
Tak lama setelah aku mondar-mandir kebingungan ada suster yang lewat.
Aku berdiri di tengah jalan dan bersiap untuk mempertanyakan suatu hal. Yaitu kamarku.
"Sus, suster!?"
Aku memanggilnya saat dia berjalan mendekatiku. Aneh nya, suster itu tidak mendengar panggilanku sama sekali.
Oh, gak mungkin.
Jangan-jangan aku sedang Astral Projection lagi???
Aku bergegas lari menuju setiap kamar yang ada di lantai 3. Karena aku takut, ada yang menempati tubuhku. Karena inu rumah sakit, dan pasti jelas banyak sekali mereka para penghuni kasat mata.
Aku masih terus berlari dari kamar satu ke kamar lainnya. Untuk menemukan dimana tubuhku.
Duh, gawat nih.
Kurang satu kamar.
Aku berlari dengan kencang, tetapi lajuku semakin melambat. Aduh, pasti sudah ada yang menindis tubuhku ini.
Kupaksakan diri dengan sekuat tenaga, untuk lolos dan menuju ke kamar terakhir yang belum aku kunjungi.
Rasanya sangat, lama sekali aku menggapai pintu dan masuk ke kamar ini. Padahal pintu pun ada di depan mataku.
Aku memaksakan diriku lebih lagi, dan akhirnya aku sudah berhasil masuk ke dalam kamar.
Benar dugaanku, sosok anak cowok remaja lebih muda dariku. Sudah berada di atas tubuhku, dia tidak menyadari kedatangan ku.
Tanpa pikir panjang, mumpung aku sama seperti dia. Sama-sama roh nya. Aku langsung mendorongnya dan aku kembali ke tubuhku lagi.
Dan semuanya gelap.
"Kak, ayo bangun cuci muka dulu sebelum sarapan!"
Seseorang membangunkanku.
Aku terbangun dan langsung melihat ke arah tangan kiriku dan huhhh aku mengambil nafas panjang karena di tanganku masih ada infusnya.
Memang selama ini pengalaman keluar dari tubuhku, sudah terjadi beberapa kali. Dan aku dengan sangat detil bisa mengingat setiap kejadiannya dan menceritakan kembali. Mangkanya aku bisa nulis ini hehehe.
#22 April 2019
.
Ini tepatnya jam 22.45 aku masih on dan belum tidur dari aku bangun pagi sampai saat ini. Meskipun sebenarnya banyak waktu yang bisa ku gunakan untuk tidur.
kali ini yang menjagaku beda anak, yang kemarin Gilang. Dan sekarang Alfons.
Kalau yang satu ini, anaknya suka tidur. Meskipun gak yak minta buat tidur duluan pasti dia udah tidur duluan.
Pada waktu aku foto sih dia masih mainan hp, dan gak lama setelah aku gak lihat dia. Tiba-tiba aku denger suara dengkuran keras.
Kulihat lagi ke arahnya, ya elah dia udah ngorok duluan.
Aku gak tau kenapa justru aku sulit tidur di sini. Rasanya kayak insomia saja.
Kulihat jam di hp ku sudah menunjukkan pukul 00.12.
Hmmm aku harus tidur ini.
Dari pada malah sakit gak pulang-pulang nanti.
Suster tadi berpesan, kalau infusnya sudah habis segera hubungi suster untuk segera di ganti.
Kulihat kantong plastiknya masih ada setengah airnya. Air infus itu. Aku gak tahu namanya jadi aku cukup bilang air infus gitu aja...
Ku putuskan untuk memejamkan mata, untuk tidur.
Dan gak lama kemudian aku pada posisi yang sama. Di lorong, tapi aku pakai infus selangnya panjang banget gak tahu ujungnya dimana.
yang aku rasakan sekarang adalah HAUS. Cuma itu HAUS...
Aku mencari air di setiap kamar, aku gak bisa menahan rasa hausku. Karena kurasakan tenggorokan ku serasa kering banget. karena aku tidak menemukan dimana-mana, akhirnya aku pergi ke kamar mandi untuk mencari air disana.
Hmm dan setelah aku sampai, tidak ada air sama sekali.
Tenggorokkanku sudah benar-benar kering. Tapi yang ini sampai membuat aku sulit bernapas.
Karena di kamar mandi ada kaca, aku putuskan untuk berkaca. Ya aku tahu sih fakta nya kalau makhluk kasat mata itu gak bisa ngaca. Ya tapi aku coba dulu, siapa tahu bisa.
Dan bisa, aku bisa berkaca dan anehnya di leherku ada shal berwarna hitam.
Shal???
Perasaanku aku gak pakai shal.
Lantas lebih ku dekatkan lagi ke kaca. Itu bukan shal.
Melainkan segumpal rambut yang melilit leherku...
Oh tidak tubuhku. Tanpa pikir panjang aku langsung berlari menuju kamarku.
Tetapi saat aku Mau keluar, rambut itu menariku kebelakang dengan cepat dan aku di seret olehnya ke toilet paling pojok.
Pintu kemudian tertutup.
Blakkk
Aku terbangun dengan cepat dan melihat hp ku 03.45 hmmm masih ada waktu untujk tidur. Tetapi dengan cepat aku melihat ke meja ku ada sebotol aqua besar. Kubuka dan langsung meminumnya banyak tegukkan. Dan anak itu masih merajut mimpinya. Ihh coba aku bisa masuk ke dalam mimpi siapapun, hmm bisa-bisa aku kerjain. Hehehe
Ku lihat infusku sudah habis airnya.
Gak mungkin aku bangunkan anak itu.
Aku pencet bel dan gak lama kemudia suster datang dan, aku jelaskan bahwa air infus habis.
Akhirnya di ganti dengan yanh baru. Huhhhh... Akhirnya bisa tidur setelah ini.
#23 April 2019
.
Rasanya pingin segera pulang dari tempat ini. Sudah gak betah. Tapi tadi sudah ketemu dokternya dan aku sih udah merasa enakkan tapi boleh pulangnya kalau gak besok tgl 24 April ya lusa tgl 25 April.
Hmmm lama-lama aku hafal nih rumah sakit.
Malam ini yang jagain aku ada Weda
BIhhhh kalau yang satu ini, cerewetnya minta ampun. Baru aku bicara sekali dia udah tiga sampai lima kali.
Ya pokoknya ada aja yang di ceritain sama dia.
Hmmm sampai ngantuk sendiri aku.
Dan di saat dia udah tidur, akhirnya aku bisa lanjut nulis ini diary pendek aku di rumah sakit ini.
Hmmm aku rasanya udahin ya. Buat tgl 24/25 kalau ada yang riuh baru aku tambahin. Untuk malam ini stop sampai di sini.
----------
.
.
.
Maaf ya guys kalau banyak Typo, soalnya nulis cuma pakai jempol kanan doang. Karena tangan kiri di infus, gak bisa gerak. Ini chapter cuma bonus aja buat kamu. Jadi aku memang lagi di rumah sakit, intinya sedang sakit. Sebenernya aku nyuri-nyuri waktu untuk nulis ini. Nanti kalau aku udah enakkan. Akan aku update chapter lanjutan dari sebelumya.
Thank you semuanya.
Ejh.