Sebuah Masa, Sebuah Rasa
--------------------
Namun kali ini mata mereka berdua berubah menjadi semakin melotot dan semakin besar.
Pada saat yang sama, aku mau berpindah dan hendak meninggalkan mereka berdua, namun kakiku rasanya menempel dengan erat di lantai yang aku pijaki saat ini.
Mau gak mau rasanya mataku juga harus melihat mereka berdua bertingkah aneh seperti ini.
Saat ku memaksakan diriku untuk memejamkan mata, rasanya sangat berat dan gak bisa aku lakukan saat ini. Yang ada malahan aku menjadi seperti sosok manusia lilin yang berdiri mematung di hadapan mereka berdua.
Sekarang Aku hanya bisa melihat mereka berdua mulai beranjak dari duduknya di tangga. Kita berdua menuruni tangga satu persatu menuju ke arahku.