Author POV
Saat ini siswa kelas XI MIPA 1 tengah serius mengerjakan soal ulangan matematika yang diberikan oleh Pak Bima, guru matematika yang terkenal killer. Terlihat bahwa hampir semua siswa merasa kesulitan dalam mengerjakan soal, tak terkecuali Lyta.
"Aduuhhh, ini gimana caranya sih!" gerutu Lyta kesal.
"Masak dari tadi nggak ketemu jawabannya. Apa iya Pak Bima salah bikin soal," ucap Lyta mengada-ada.
Arisha yang sedari tadi mendengar gerutuan temannya pun merasa sedikit terganggu.
"Lo ngapain sih Ta, dari tadi ngomel mulu," ucap Arisha sedikit sebal.
"Eh, maaf-maaf. Emang kedengeran ya? Habisnya ini soal ulangan atau soal olimpiade sih," bisik Lyta pelan.
"Ya lo kan tahu gimana Pak Bima, Ta. Semua soal yang dibuat Pak Bima emang begini modelnya."
"Iya sih, tapi kali ini susahnya kebangetan."
Tanpa mereka sadari, mata elang Pak Bima sedari tadi sudah memperhatikan gerak-gerik mereka.
"Hei kalian berdua yang sedang bisik-bisik! Ngobrolin apa kalian?! Kalian contek-contekan ya?!"
"Mampus," ucap Arisha pelan.
Lyta yang mendengar seruan tiba-tiba Pak Bima sontak terlonjak kaget.
"Eng.. enggak kok Pak. Kita nggak nyontek, ya kan Sha?" ucap Lyta sambil menyikut lengan Arisha pelan.
"Iya, Pak. Kami nggak nyontek kok. Mana berani kami nyontek di kelas bapak. Lagian ini soalnya gampang kok. Gampangggg banget, ya kan?" ucap Arisha dengan gampangnya sambil melirik Lyta.
"I..i..iya Pak." jawab Lyta sambil tersenyum kaku. Setelah itu ia langsung memelototkan mata kepada Arisha yang dibalas cengiran tak berdosa darinya.
"Bagus kalau begitu. Kalau sampai ada yang mencontek di kelas saya, saya tidak akan segan-segan untuk mengosongi nilai raport kalian," jelas Pak Bima.
Arisha dan Lyta hanya mampu menelan ludah mendengar kata-kata keramat Pak Bima. Apa yang diucapkan oleh guru killer satu ini terkenal bukan hanya sebuah gertakan belaka. Pasti akan ada action dalam setiap ucapannya. Semua siswa yang tadinya menahan tawa melihat tingkah konyol Arisha dan Lyta otomatis mengurungkan niatnya untuk meledakkan tawa.
****
Saat ini Lyta dan Arisha tengah makan di kantin yang selalu ramai dengan pengunjung. Sepertinya selain untuk tempat makan dan istirahat, kantin ini juga dirancang untuk mempertemukan dan menyatukan para gosippers. Lihat saja, hampir di semua sudut kantin pasti ada segerombolan siswa perempuan yang tengah bergosip ria. Ada saja yang menjadi bahan gosip mereka, mulai dari kakak kelas idola, berita harian yang trending di SMA, atau bahkan tentang gertakan berujung maut Pak Bima.
"Astaghfirullah, Pak Bima nyeremin deh," ucap Lyta setelah berhasil menelan siomaynya.
"Hmm, lagian lo sih. Ngapain coba tuh mulut ngomel mulu tadi, kan gue kesel dengernya. Udah soal ulangannya susah setengah mampus eh ditambah gerutuan lo yang unfaedah itu, bikin tambah pusing tau nggak," omel Arisha panjang lebar.
"Ya maaf, Lyta pikir tadi cuma Lyta yang denger. Maaf ya,"
"Hmm,"
"Ihh kok cuma hmm sih,"
"Trus?"
"Ya apa kek yang lebih panjang. Bilang kalo Arisha maafin Lyta gitu,"
"Huhh, ya udah gue maafin,"
"Nah gitu dong, kan Lyta jadi se-" pembicaraan mereka terpotong saat ada satu pesan masuk ke ponsel Lyta. Karena takut itu hal yang penting, Lyta segera membukanya.
"Pesan dari siapa Ta?" tanya Arisha penasaran.
"Emm itu, anu dari, emm itu-"
"Dari siapa sih lama banget lo," ucap Arisha sambil merebut ponsel milik Lyta.
"Hah?! Ka Arka? Ini beneran Ka Arka, Arka Daniswara? Yang ganteng banget itu? Kakak kelas kita kan?" tanya Arisha beruntun.
"Kok dia bisa punya nomor ponsel lo sih, heran gue,"
"Lyta juga bingung, siapa yang udah kasih nomor ponsel Lyta ke dia. Kok bisa ya,"
"Coba deh lo ingat-ingat dulu, lo pernah kasih nomor lo ke siapa gitu?"
"Seinget Lyta nggak ada yang minta nomor Lyta kok,"
"Trus Ka Arka dapet nomor lo dari mana? Nggak mungkin dong gue yang kasih, secara kenal deket sama dia aja enggak. Ah, tapi nggak papa. Malah bonus buat lo bisa punya nomor cowok ganteng terpopuler yang terkenal susah nyantol sama cewek." ujar Arisha tersenyum menggoda.
"Ihh apaan sih Sha. Lyta nggak nyaman tau,"
"Emang dari kapan Ka Arka mulai kirim pesan ke lo?"