Feng Xiu teringat bagaimana Feng Cang sangat memperdulikan citranya dan mengangguk.
Feng Cang tersenyum. "Kamu menang."
Lima belas menit kemudian, di apotek tak jauh dari tempat kecelakaan, Feng Cang melilitkan perban di lengan Feng Xiu.
Ah Shen yang berdiri di belakang Feng Cang tidak bisa berhenti menatap Feng Xiu dengan cemas. "Apa itu akan baik-baik saja? Dia kehilangan begitu banyak darah! Bagaimana kamu bisa begitu tenang dan hanya memberinya pertolongan pertama?!"
Feng Xiu menyeringai lebar. "Tenanglah! Bahkan kalau aku hanya memiliki setetes darah dalam tubuhku, aku masih bisa berlari dan melompat dengan riang," ucapnya mencoba menenangkan tapi sepertinya tidak berdampak apapun dan malah membuat Ah Shen semakin khawatir.
"Bodoh," gumam Feng Cang.
Feng Xiu memiringkan kepalanya. "Tapi kamu menyayangiku," ucapnya ceria.
"Tetap tidak mengurangi kebodohanmu," timpal Feng Cang dengan dingin.
Feng Xiu tertawa, tidak terlihat sakit hati sedikit pun. Yah, dia sudah terbiasa dengan mulut berbisa Feng Cang yang sebelas dua belas dengan milik Wang Wei.
Ah Shen tak bisa berkata-kata saat melihat pria yang seperempat jam lalu terbaring di jalan seperti orang mati sekarang sudah tertawa dengan riang seakan tidak mengalami apa-apa.
Feng Xiu merasakan tatapan Ah Shen dan menoleh. Dahinya berkerut saat mengingat sesuatu. "Uh, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanyanya pada Ah Shen. "Kamu terlihat tidak asing."
Tubuh Ah Shen membeku. Dia teringat kejadian di bar kemarin dan merinding.
"Uh, siapa ini?" tanya Feng Xiu yang agak dikejutkan dengan kehadiran Ah Shen.
Feng Xiu menatap Ah Shen yang masih dalam pakaian wanitanya dari atas ke bawah. "Hei, kenapa kamu tidak mengatakan padaku kalau kamu memiliki teman cantik semacam ini?" tanyanya dengan seringai lebar.
Feng Cang melihat Ah Shen yang tiba-tiba melamun dan alisnya saling bertautan. Ah Shen tidak pernah melamun sebelumnya... Apa yang terjadi? Dan kenapa dia terlihat begitu... terguncang?
"Kakak?" panggil Feng Cang sambil melambaikan tangannya di depan wajah Ah Shen.
Ah Shen berkedip. Dia menatap Feng Cang dengan tatapan kosong lalu menurunkan tatapannya untuk melihat dirinya yang memakai jas. Oh, syukurlah. Aku pikir aku masih mengenakan gaun itu...
Feng Xiu menatap Ah Shen dalam-dalam, membuat yang ditatap merasa tertekan. "Wanita bergaun merah!" serunya tiba-tiba.
Feng Cang dan Ah Shen saling bertatapan sebelum mengalihkan pandangan mereka ke Feng Xiu yang tersenyum lebar.
"Ap... Apa maksudmu?" tanya Ah Shen.
"Kamu wanita bergaun merah itu.... tidak, maksudku, kamu pasti saudara wanita bergaun merah yang kemarin, bukan?!" ucap Feng Xiu bersemangat. "Apa dia adikmu? Atau kakakmu? Kalian terlihat sangat mirip!"
Ah Shen dihadapkan dengan mata Feng Xiu yang berbinar dan tidak bisa membuka mulut untuk mengatakan kenyataan pahit yang sesungguhnya.
"Adikku," jawab Ah Shen kemudian.
Feng Cang yang sedang minum langsung tersedak saat mendengarnya. Dia memeloti Ah Shen yang hanya tertunduk. Apa pria itu sudah gila?!
Feng Xiu semakin bersemangat saat mendengar jawaban Ah Shen. "Apa kamu boleh memiliki nomor ponselnya? Kamu tahu, dia terlihat cantik dan... ehem, sesuai dengan tipeku."
Ah Shen terlihat semakin tidak nyaman saat mendengar ini dan Feng Cang mau tidak mau harus berbicara untuk menolongnya.
"Cukup! Apa kamu pikir dia akan membiarkan adiknya dirusak olehmu?!" ucap Feng Cang.
Feng Xiu melotot. "Jangan merusak citraku di depan kakak iparku, oke?! Aku tidak seburuk itu!"