Sasuke adalah cowok yang menurut gue ganteng dalam dunia anime, dan dia adalah salah satu tokoh anime yang pertama kali gue sukai.
Dulu pernah gue beli baju kembaran sama adek, dia mau gambarnya naruto tapi guenya suka sasuke. Ya mau gimana lagi, akhirnya abang gue beliin kita baju gambar kakasih.
Kan kan kan abang gue selalu menang.
Gue sebenarnya punya adek cowok satu yang bedanya cuma 2 tahun, dan juga abang yang umurnya beda 2 tahun dari gue. Tapi gue ngerasa kalo perbandingan fisik, banyak yang ngira gue ini bungsu.
Abang gue cuma suka nonton anime dan main beberapa game, tapi kalo adek gue, dia itu otaku akut. Uangnya habis cuma buat beli manga atau gak novel. Bahkan dikamarnya adek gue ada nempelin poster-poster anime cewek.
Gue males kalo udah masuk kamar adek gue, banyak kabel nya. Pernah suatu hari Bunda sedikit kesetrum saat beresin kamar adek.
Entah nasib gue apes banget, dirumah ada otaku dan disekolah gue juga berjumpa dengan orang yang sama.
Dikelas ini, Sasuke adalah julukan buat kevin si penggambar. Kalo mau diakui, menurut gue Kevin itu emang ganteng, mukanya rada-rada bule tapi ya...itulah dia nyebelin. Dan juga dia punya buku Biru bergambar Sasuke dan haram bila ada yang membukanya.
Sedangkan sasuke menurut gue dikarakter yang dingin dan cocok buat Erich. Tapi apa boleh buat, mereka dikelas tetap menganggap Kevin adalah sasuke mereka.
Selain si ganteng sasuke, ada juga di kelas namanya Souma, dia adalah Galih yang punya bakat masak seperti Souma.
Galih itu orangnya suka marah, selain Souma, Galih juga sering dipanggil Gara oleh teman-temannya.
Benar-benar kelas yang aneh.
"Eh Sasuke!!" Panggil Rizki dari tempat duduknya, merasa kepanggil Kevin noleh.
"Napa?"
"Gambarin gue dia ya." Rizki menunjukkan layar ponselnya yang menampilkan foto gadis 2D dengan pakaian minim
"Siap!!" Jawab Kevin dan menunjukkan jempolnya
"Eh, nggak ada foto yang lain ya Ki?" tanya Gue setelah melihat foto di handphone nya Rizki
"Kenapa, lo mau gue gambarin Chihaya?" sahut Kevin
"Nggak kok. Gue nggak terlalu suka dengan begituan." tolak gue, memang benar gue nggak terlalu suka anime yang cewek-cewek.
"Beneran gak suka? Kalo gue gambar aja lo bilang bagus."
"Iya gambaran lo emang bagus, tapi gambar yang sopan dikit sekali-kali napa Vin." ucap Gue
Gue kesel aja, yang digambar selalu yang aneh-aneh, padahal kan Kevin punya bakat gambar yang bagus.
"lo berisik banget sih!" sahut si titan alias Erick dengan nada dinginnya
Sumpah kalo udah denger suara si Erich gue bener-bener mau mukul dia.
Seandainya Erich adalah samsak, mungkin sudah habis dia gue robekkin.
"Sewot amat sih lo, kek emak-emak." balas Gue nggak terima
"Kalo lo nggak suka yang nggak usah diliat, nggak ada yang suruh lo liat."
"Apaan sih, terserah gue dong, mata-mata gue. Kok lo jadi sewot gini sih!"
"Bilang aja lo mau nonton anime bareng kita kan? Tapi gengsi lo terlalu besar...." ucap Erich lalu melepaskan headset dari kepalanya.
"Nggak makasih! Gue nggak butuh."
Untuk pertama kalinya gue masuk dikelas yang benar-benar aneh, tapi berasa kayak rumah sendiri. Dan gue bisa jadi seutuhnya diri gue sendiri.
***
Tiga part pendek udah selesai, dan selamat membaca part-part panjang setelah ini.
Jangan bosan ya....
Tetap ditunggu kelanjutannya...
!janee!