Malam tanpa rembulan. Taksi biru meluncur di kesunyian yang lengang. Penumpangnya hanya satu. Seorang wanita cantik, masih muda, dan menyebarkan bau wangi lembut. Entah parfum dari produk apa yang di kenakan gadis berambut penek yang mirip foto model itu, yang jelas aroma wangi itu telah menimbulkan daya rangsang tersendiri bagi si supir taksi.
Gadis cantik berhidung mancung itu duduk di jok belakang. Si supir taksi terpaksa melirik ke kaca spion jika ingin menikmat kecantikan yang mengangumkan itu. Si penumpang cuek saja, walaupun ia tahu mata si supir taksi sering melirik nakal.
Lebih dari sepuluh menit taksi berjalan, suasana masih sepi. Keduanya masih saling membisu. Sampai akhirnya si supir taksi menemukan suatu kebingungan yang harus di tanyakan.
"Maaf, Nona… ke mana arah yang akan kita tuju nanti?"
"Oh, ya…" si Nona tersadar dari lamunannya. Ia belum menyebutkan arah tujuannya sejak tadi.
"Abang tahu Jalan Kesehatan?" tanya si nona itu.