Christi sendiri tidak bisa membantu Pramadi. Untuk memegangi jubah hitam yang di kenakan anak buah Legion saja, Christi tidak mampu, karena gerakkan mereka begitu cepat dan Pramadi sudah terpisah jauh darinya.
Pramadi mendengar teriakan itu, dan segera memejamkan matanya.
"Lari, Pram…! Lari…! Mereka berhenti menyerang mu!"
Pramadi mengikuti saran itu. Ia berlari dan jatuh tersungkur karena menendang batu lantai yang mencuat ke atas.
"Aaaow…!" pekik Pramadi kesakitan.
Crakkk…! Senjata itu di tebaskan dan nyaris mengenai Pramadi, karena pada wakktu itu Pramadi membuka matanya sedikit untuk menentukan arah.
"Jangan buta mata mu sekali pun! Lari terus! Gunakan mata hati mu, Praaam…!" teriakan Christi itu menggema dan semakin menyeramkan kedengarannya.
Pramadi tidak berani membuka matanya lagi. Kini ia menggunakan telinga untuk mendengar segala seruan Christi. Ia tidak berhenti, melainkan berjalan cepat dengan meraba-raba.