Kikuk sekali Pramadi untuk menjawabnya. Maka, segera ia mengalihkan pembicaraan ke soal adiknya.
"Sorry, Christ… gaun ini milik Kiki, dan Kiki tadi mencarinya. Aku takut ia mengetahui tentang kamu. Maka, ku ganti gaun mu dengan mantel jas milik ku."
Christi tidak protes. Ia tetap tersenyum manis. "Tak apa. Asal jangan kau biarkan tubuh ku tanpa busana. Nanti kamu makin gelisah." goda Christi, dan ia memeluk Pramadi dengan kegembiraan.
Untuk menghindari kecurigan Kiki esok pagi, Pramadi segera memindahkan Christi ke kamarnya sendiri. Tenang sudah hati Pramadi, karena seandainya Kiki memaksa minta di bukakan pintu kamar jalangkung itu, maka Pramadi terbebas. Kiki tidak akan menemukan kerangka manusia, atau sosok tubuh Christi yang bisa membuat Kiki ngomel-ngomel.
"Tidurlah, Pram. Nanti kesehatan mu terganggu. Bekalangan ini kau jarang tidur, bukan?" kata Christi sambil mengusap-usap rambut Pramadi.