Bram nekat menghujamkan pentungan bamboo itu berkali-kali ke tengah kerimbunan pohon palm. Gerakannya begitu membabibuta di iringi teriakan dendam yang membakar jiwa.
Tapi akhirnya tindakan itu berhenti setelah Mbak Rara berseru kepadanya, "Cukup, Bram! Hentikan tindakan mu!"
"Aku harus bisa menghancurkan bayi itu! Dia merengut nyawa adik ku!" tegas Bram.
"Memang. Tapi percuma saja tenaga mu mengamuk di situ Bayi itu sudah tidak ada. Getaran gaibnya tidak ku rasakan sama sekali, berarti dia sudah pergi jauh dari sini!" ucap Mbak Rara.
Bram pun sadar, usahanya akan sia-sia jika masih tetap di lanjutkan. Ia terengah-engah sendiri karena termakan emosi kemarahannya.