"Lalu…?" Jhony makin penasaran.
"Aku berusaha membuang cerita mu dari ingatan ku. Ku hadapi lukisan itu sebagai lukisan biasa yang punya nilai kesempurnaan cukup tinggi. Aku malah sempat benar-benar mengagumi lukisan-lukisan itu." lanjut Yan Bandar.
"Kau… kau tidak di minta kesediaan mu untuk menjadi model lukisan?" tanya Jhony.
Setelah teringat sesuatu, Yan Bandar pun berkata, "Oh, ya! Dia meminta aku untuk menjadi model lukisannya. Tapi, aku ingat cerita mu tentang Desti."
"Lalu apa yang kau lakukan?" tanya Jhony.
"Aku menghindari ranjang." jawab Yan Bandar dengan tersenyum banga.
"Menghindari ranjang?!" Jhony sempat berkerut dahi.
"Ia meminta ku menginap di villa itu. Mulanya aku menolak dan ingin pulang. Tetapi, setelah motor mu itu brengsek! Ngadat dan nggak mau distarter, akhirnya aku menerima desakannya untuk bermalam di situ." Yan Bandar sedikit menjulurkan kepala dan berbisik, "Dia sangat bergairah kepada ku, John!"
Jhony mendesah.