"Aku akan ke sana nanti sore. Kau bisa antarkan aku?" tanya Yan Bandar.
"Kau mau cari mati di sana?!" tanya Jhony mulai menampakkan kejengkelan dan kegelisahannya.
"Jhony… percayalah. Aku sudah tahu banyak tentang dia dari kamu. Sudah tentu aku akan lebih hati-hati. Antarkan aku sampai di jalan raya. Biar aku masuk sendiri ke arah vila itu." ucap Yan Bandar.
Jhony menggeleng.
"Aku tidak mau ke sana lagi! Aku masih terbayang kematian Wenis di depan pintu pagar villa keparat itu." ucap Jhony sambil mengusap wajahnya yang nyaris di rundung duka yang nyata.
Lalu, Jhony berkata lagi, "Pakailah motor kalau kau mau ke sana! Tapi jangan suruh aku mengantar mu."
