Wenis lari lebih dulu ke pintu pagar samping. Margaretta bagai pasrah. Sekujur tubuhnya seperti tak bertulang lagi. ia dis seret-seret Delisia menuju pntu pagar samping. Delisia berlari mundur karena kedua tangannya menyangga ketiak Margaretta yang mengalami shock berat.
"Pintu ini di kunci!" teriak Wenis.
"Sialan! Usahakan di bongkar gemboknya!" teriak Delisia.
Tapi Wenis hanya kebingungan dan seperti orang linglung yang terengah-engah.
"Margarettaaa…!" suara Hendry di dalam villa menggema lagi.
Jantung mereka akin berdetak-detak. Mereka tak bisa keluar dari halaman villa, sebab pintu pagar samping di gembok.
"Pak Jaaan…! Pak Jan! Tolong kamiii…!" teriak Delisia kepada pembantu yang di tugaskan merawat villa milik keluarga Hendry sehari-harinya.
Dari teras terlihat bayangan Hendry memandang sekeliling. Ia berseru, "Margaretta…! Tunggu aku…!"
"Merunduk! Lekas merunduk." bisik Delisia kepada Wenis.