Nelson diam saja. Tetap murung dan lesu. Matanya memandangi suasana aneh dalam rumah tersebut. Sepertinya ia semakin kehilangan harapan untuk bertemu kembali dengan istrinya. Padahal semula ia masih punya sedikit harapan, karena merasa yakin bahwa satu-satunya pihak yang bisa membantunya mempertemukan dirinya dengan Yuira adalah Mak Moyang. Tapi jika sekarang Mak Moyang lenyap secara misterius begini, kepada siapa lagi ia harus menggantungkan harapannya itu?
Raymond yakin, seandainya Nelson seorang wanita, pasti telah menitikkan air mata menghadapi kepedihan hatinya.
"Tenang aja, Nel! Kamu belum kehilangan harapan. Masih ada satu harapan lagi yang dapat kau andalkan menjadi pemandu mu dalam mencari istri mu itu." ucap Raymond.
"Harapan apa?" ucap Nelson sangat lemah dan hambar.
"Dayang Surri. Bukankah Mak Moyang adalah jelmaan dari Dayang surri yang selalu datang pada kita tiap malam Jumat Kliwon?!" tanya Raymond memastikan.