Sebenarnya Marjan bukan keponakan asli dari Bi Isah. Ia hanya seorang tetangga satu kampung yang sama-sama hidup di kota metropolitan guna mengais rezeki yang tersisa. Tak heran kalau dalam siasatnya Marjan tidak memperhitungkan nama baik Bi Isah jika ia harus kabur secara diam-diam. Bahkan jauh di lubuk hatinya, pemuda berkulit hitam manis dan bertubuh kekar itu mempunyai rencana yang lebih jelek lagi. Rencana yang tersimpan tanpa di sangka-sangka oleh Bi Isah sendiri itu akan dilakukan pada saat rumah dalam keadaan sepi: hanya ada Yuira dan dirinya. Pada suasana seperti itulah Marjan akan mengangkut barang-barang berharga dari rumah itu tanpa seizing pemiliknya.
"Kalau perlu… biarlah ku tunggu beberapa hari lamanya, sampai suasana benar-benar sangat aman dan tak akan mengundang kecurigaan siapa pun." pikir Marjan yang mulai mempelajari posisi benda-bedna berharga di rumah itu.