Rasa penasaran membuat Mosan segera meluncur ke Vouge Apartement. Sampai di tepat, ia tertegun bengong dengan wajah pucat melihat banyak orang berkerumun di lobby. Ada beberapa petugas kepolisian berseragam lengkap, ada mobil ambulance, dan dari lift segera keluar tiga petugas ambulance dengan ranjang dorong berisi seseorang yang di selubungi kain putih dari kepala sampai kaki. Robin ada di depan pintu lift dengan wajah sedih.
"Bin…! Robin…!" panggil Mosan dengan suara mulai bergetar.
Robin mentap Mosan. Pengacara yang biasanya bercanda itu kali ini kehilangan selera humornya. Ia justru memeluk Mosan dengan kedua mata menjadi merah, menahan tangis duka.
"Apa yang terjadi?! Katakan!" desak Mosan.
"Diaz…" Robin hanya bisa berkata sampai di situ. Suaranya hilang tersekap duka yang mengumpul di dada.
Mosan berlari mendekati petugas ambulance yang ingin memasukkan ranjang dorong ke dalam mobil tersebut.
"Tunggu, Pak…!" teriak Mosan mengundang perhatian massa.
