"Aku juga suka dengan ketangguhan dan keromantisan mu kayak tadi. Kenapa kita nggak jadi satu aja, ya?" kata Diaz.
"Jadi satu bagaimana? Ini kan udah jadi satu?!" kata Mosan.
"Tapi nggak selamanya, kan? Lebih bahagia lagi hidup kita kalau kita menjadi satu selamaya dalam ikatan tali perkawinan." ujar Diaz.
Mosan hanya tersenyum, bingung memberi komentar. Ia justru mengecup bibir sensualnya Diaz untuk mengisi kebisuan mereka. Ia biarkan tangan Diaz semakin menggelitik nakal, seakan sengaja membangkitkan amukan gairah Mosan, menantang pertarungan asamara kembali. Dan ternyata Mosan pun menampakkan kesanggupannya lagi.
Padahal seandainya tadi telepon dari Arien di sambut Mosan, maka biar pun hujan turun dengan lebat, Mosan pasti akan berusaha pulang secepat mungkin. Mosan pasti akan meninggalkan Diaz apa pun kecaman dan ungkapan rasa kecewanya janda sexy itu. Karena pada saat itu sebenarnya Arien sedang menghadapi ketegangan yang cukup menyiksa batinnya.