Setelah orang dari kamar mandi itu keluar, masuk lagi ke dalam rumah, Alex baru berani turun dengan sangat pelan-pelan. Cahaya rembulan yang tipis itu masih sempat menampakkan paku-paku asbes atap rumah. Alex menginjak paku demi paki, karena ia yakin di bawah asbes yang di injaknya itu pasti kayu balok penyanggap atap. Salah injak asbes bisa jeblos dan Alex akan jadi bahan buruan mereka.
Dari atap itu, Alex turun kea tap teras yang terbuat dari cor-coran semen. Bom yang telah di beri tanda merah fosfor itu di selipka di antara kayu sambungan anatara atap dengan tepian plafon.
Saat itu, Alex mendengar suara dari dalam rumah, "… Bagaimana? Belum ada tanda-tanda?" lalu diam. Tak ada suara yang lebih jelas dari itu. Beberapa saat lagi terdengar suara orang tadi.
"Awasi terus rumah depan itu, ya? Kalau terlihat dia datang, cepat kasih kabar kemari."