Kris seenaknya saja membuka kimono yang di kenakan oleh Alex. Ia memperhatikan perban pembalut luka di perut Alex, seperti seorang dokter yang memeriksa luka pasiennya.
"Kok belum di ganti perbannya?" tanya Kris.
"Aku nggak sempat mikirin soal perban. Aku mikirin kamu tahu?! Aku cemas. Aku khawatir terjadi sesuatu pada diri mu! Kau nggak tahu sih… orang-orang yang mengejar aku itu jelas bukan orang yang tahu belas kasihan! Mereka pasti pembunuh berdarah dingin yang kapan saja bertemu dengan mobil mu pasti akan meledakkannya! Aku tadi…" belum sempat Alex menyelesaikan ucapannya, Kris sudah memotong dan berkata,
"Ke kamar, Lex…! Aku ganti dulu perban mu itu!" Kris seenaknya saja memerintah. Ia langsung ke kamar Alex tanpa ingin tahu apakah Alex mau menuruti perintahnya atau tidak.
"Aleeex…!" teriaknya dari kamar.