Vino melambaikan tangan. Ia masih berdiri di pinggir jalan sampai taksi mewah itu hilang dari pandangan matanya. Tapi hati kecilnya segera mempermasalahkan kembali soal waktu yang hanya 3 menit itu. Padahal saat itu Vin melihat sendiri jalanan cukup ramai, apalagi yang menuju ke Senayan. Rasa heran mulai berubah menjadi kagum dan akhirnya merasa bangga, karena menurutnya jika bukan supir yang handal, jago jalanan, tak mungkin bisa mencapai Senayan dalam waktu hanya 3 menit.
"Dia memang patut mendapat penghargaan sebagai supir teladan." gumam Vin dalam hati. "Supir teladan, sekaligus menjadi pacar idaman. Wow…! Mulai ngaco deh pikiran gue kalau lagi gini!"
Vino tertawa sendiri sambil menuju ke pintu utama. Dari arah depan Thalia tampak sedang berlari kecil menghampiri dengan wajah sedikit tegang.
"Vin, kamu tadi naik taksi merah menyala itu, ya?" tanya Thalia.
"Iya. Kenapa?" tanya Vin.
