"Kau tega ibu mu sendiri harus ku bunuh seperti itu?" tanya Ifel.
"Sudahlah jangan banyak tanya! Lakukan saja sesuai perintah ku!" tegas Kevin.
Ifel pun menjawab, "Oke. Akan ku lakukan. Tapi… aku takut perseediaan emosi ku berkurang di perjalanan. Maukah kau menambahkanya untuk satu dua kali permainan, Vin?"
Kevin pun menghempaskan napasnya, lalu terdengarlah tawanya yang lirih. "Kau yang bekerja. Mau?"
"Nggak masalah. Setiap kali toh aku yang bekerja lebih banyak dari pada kamu…" terdengar lagi suara tawa Ifel mengikik, bernada mesum.
Bukan suara-suara nafsu merka yang membuat Riko makin berdebar-debar, melainkan sasaran yang akan di jadikan korban berikutnya itulah yang membuat Riko seakan ingin cepat keluar dari kolong.