Ifel sendiri segera menuju ke mobil BMW-nya, kemudian meghilang bersama cicit roda mobil yang di susul deru mesin berkecepatan tinggi.
Papanya Harlan, juga beberapa tetangga sempat mengetahui melesatnya mobil BMW biru metalik itu. Tapi, mereka tidak sempat melihat sosok sang pembunh sadis itu. Hanya Riko yang sempat menyaksikan adegan mengerikan itu bersama Harlan. Hanya saja Harlan tidak melihat persis bagaimana cara Ifel membunuh mangsanya.
Masyarakat sekitar situ segera mengerumuni mayat Dokter Eva, yang konon sudah satu tahun bercerai dengan suaminya yang ada di Medan. Polisi pun segera datang pada malam itu juga. Harlan mendapat beberapa pertanyaan, tapi ia hanya menyebutkan,
"Yang saya tahu, pembunuhnya bermata hijau…!"
"Lelaki atau perempuan?" pak polisi itu kepada Harlan.
"Wah, saya kurang jelas, Pak. Karena… karena saya ketakutan dan segera memejamkan mata." jawab Harlan.
"Bagaimana dengan Anda sendiri?" tanya pihak kepolisian kepada Riko.