Chereads / T.I.M (treasure in murder) / Chapter 48 - Chapter 47; Case 2: Perdagangan organ bagian 35

Chapter 48 - Chapter 47; Case 2: Perdagangan organ bagian 35

Bagaimana bisa dia melakukan tindakan seperti itu?. Bukan hanya Angga orang lain yang ada di ruangan itu juga menatap laki-laki itu dengan wajah yang terkejut. Angga menunduk diam. Dia sama sekali tidak percaya kalau hal seperti ini terjadi pada Lily. Apa salah Lily di perlakukan seperti itu olehnya? Kesabaran Angga sudah benar-benar habis. Angga memukul laki-laki itu sekuat tenaga hingga dia tersungkur di lantai. Laki-laki itu terdiam merasakan darah menetes dari mulutnya dan menatap Angga yang tampak sudah seperti orang lain.

"Kamu... APA MASALAHMU SEBENERNYA?!! APA SALAH LILY?!! DIA BAHKAN GAK BISA BANGUN DARI TEMPAT TIDURNYA, BERNAFAS DENGAN ALAT BANTU, APA KAMU YANG BAYAR BIAYA RUMAH SAKITNYA?!!GAK!! TAPI AKU!! GIMANA BISA KAMU LAKUIN HAL SEKEJAM INI SAMA DIA?!! SAMA KEDUA ORANG TUANYA YANG SAMPAI SEKARANG MASIH NUNGGU DIA BUAT BANGUN, JUGA AKU YANG MENCINTAI DIA?!!"

Bentakan Angga membuat semua orang merinding ketakutan. Tidak ada yang mengeluarkan suara sedikitpun, semua orang terdiam tidak ingin membuat laki-laki berambut kuning itu lebih marah lagi dan menunggu apa yang akan di lakukan Angga selanjutnya. Angga menarik kembali laki-laki itu dengan wajah yang benar-benar menyeramkan membuat laki-laki itu gemetar ketakutan.

"Denger, mendingan kamu kasih tahu aku dimana dokter gila itu. Kalau sampai terjadi sesuatu dengan bungaku aku akan membuat hidupmu menderita seperti berada di neraka kamu mengerti?"

Laki-laki itu menelan ludahnya sendiri menyadari kesalahan yang sudah dia perbuat. Laki-laki itu hanya mengangguk. Angga menjatuhkan laki-laki itu ke atas lantai dan memakai Alat komunikasi khususnya untuk langsung menghubungi Aksa.

"Ada apa Angga?"

Tanya Aksa yang baru saja kembali ke apartemen setelah membawa semua keponakannya dan Diana untuk jalan-jalan bersama, sayang dua keponakannya yang lebih tua tidak bisa ikut karena sekolah. Setidaknya Riku, Melody, Melisa dan Diana bisa bersenang-senang meski Riku tampaknya sama sekali tidak tertarik.

"Black phanter, bisa bawa mobil kemari? Aku menangkap seekor lalat di sini, aku akan kirim lokasiku sekarang."

Mengerti apa apa yang Angga maksud iapun memeriksa keberadaan semua anggota T.I.M. Adnan sepertinya baru kembali dan sedang tidur di ruang apartemennya sekarang sementara Aileen sedang membantu Rei di lantai X dan Haruou tidak terlacak seakan menghilang karena ia sedang bersama nomor sepuluh di masa lalu iapun beralih memeriksa keberadaan Daniel yang ia temukan paling dekat dengan tujuan itu apa lagi Daniel juga menggunakan mobil karena ia lihat mobil Daniel juga tampak tidak ada di garasi.

"Daniel datang ke koordinat yang bakal aku kirimin sekarang, letaknya gak terlalu jauh sama kamu. Angga menangkap seekor lalat di sana."

"Aku ngerti, sampai nanti."

Danielpun tiba-tiba memutus kontak mereka seakan ia sedang terburu-buru membuat Aksa merasa aneh dengan hal itu.

"Ada apa dengannya?"

***

Pukul satu dini hari Daniel tampak menyetir di jalanan sambil membawa mobilnya. Awalnya dia hanya pergi untuk mengawasi Mikha yang keluar rumah semalam ini dan masih belum kembali ke apartemennya. Ia tahu perempuan itu tidak akan pergi terlalu jauh apalagi setelah ia tahu kalau dirinya sedang di incar oleh seseorang. Tapi ia tetap merasa khawatir. Ketika ia memeriksa pergerakan Mikha hanya untuk jaga-jaga lewat radar ia melihat Mikha sedang bergerak ke tempat yang cukup jauh, iapun kemudian berhenti sebentar tapi kemudian dia tampak bergerak lagi ke tempat lain dan berhenti sebelum kemudian pergi lagi seakan dia sedang mencari sesuatu atau seseorang.

Karena pergerakan aneh Mikha ia memutuskan untuk pergi menggunakan mobilnya dan mengikuti jejaknya. Tapi yang membuatnya terkejut adalah tempat yang Mikha datangi semuanya adalah tempat-tempat yang di gunakan orang untuk melakukan hal yang tidak baik. Dia tahu Mikha bukan perempuan nakal apa lagi melihat beberapa orang di semua tempat yang di singgahi oleh Mikha terluka entah kenapa ia merasa itu adalah pekerjaan Mikha. Mungkin orang-orang itu mencoba berbuat hal yang tidak baik padanya jadi dia menghajar mereka sampai pingsan. Dia akan memberitahukan semua tempat itu pada Aksa, akan lebih baik jika tempat-tempat itu di hancurkan dan di buat hal yang lebih berguna nanti. Tapi tepat pukul dua belas malam Mikha berhenti di satu tempat sangat lama dan saat itu dia tahu Mikha menemukan apapun yang dia cari. Tempat itu cukup jauh dari tempatnya sekarang, sekitar satu jam menggunakan mobil.

Ketika Aksa menghubunginya dan memberitahukan keberadaan Angga yang Aksa bilang baru menangkap seekor lalat. Tapi yang tidak lucu adalah tempat dimana Angga berada adalah tempat di mana Mikha juga berada saat ini. Tentu dia langsung menaikkan kecepatannya mobilnya agar dapat lebih cepat sampai ke tempat itu, ia khawatir kalau sesuatu mungkin saja terjadi kepada Mikha apalagi ia sudah berjanji untuk menjaganya selama Aileen tidak ada. Terlebih meski baru kenal sebentar ia dan Mikha sudah seperti teman dekat. Dia tidak mau Mikha terluka, dia adalah teman pertama Daniel yang bukan anggota T.I.M dan dia tidak ingin memikirkan hal buruk yang mungkin bisa saja terjadi kepadanya.

'Semoga dia gak terluka.'

Sesampainya di lokasi ia keluar dari mobil melihat dua buah motor terparkir di pinggir jalan yang ia kenali sebagai motor Angga satunya lagi sepertinya adalah motor Mikha. Daniel berjalan masuk ke dalam rumah yang pintunya tampak sudah terbuka, ia melihat Mikha tampak berdiri di hadapannya, sepertinya ia baik-baik saja dan itu membuatnya merasa lega. Mikha yang mendengar suara langkah kaki menengok ke arah asal suara dan ia melihat Daniel tampak berjalan ke arahnya.

"Daniel? Kenapa kamu di sini?"

"Harusnya aku yang nanya, kenapa kamu masih keluyuran malem-malem?, tempat ini berbahaya. Apa kamu terluka?"

Tanyanya sambil memeriksa kedua tangan Mikha yang tampak sedikit lecet dan berdarah. Sementara itu Mikha entah mengapa merasa sedikit senang melihat Daniel mengkhawatirkannya. Itu juga untuk pertama kalinya ia mendengar Daniel bicara sangat panjang, biasanya dia tidak seperti ini.

"Aku gak apa-apa, aku cuma bantu seseorang buat nyari keberadaan orang lain. Oh gak aku rasa dia gak pantes di sebut orang."

Ujarnya sambil menggerutu di bagian akhir. Perempuan itu tampak sangat kesal, tidak biasanya Mikha bisa di buat kesal dengan mudah. Ia jadi penasaran, apa yang sudah membuat Mikha sekesal ini?

"Suasana hati kamu kayaknya lagi jelek, ada apa?"

"Sekeliatan itu ya?, mood aku jeelek banget hari ini gara-gara nemuin makhluk paling berengsek disini. oh iya, Apa kamu kenal sama laki-laki berambut kuning yang memakai ikat kepala warna oranye?"

"Iya, sebenernya aku ke sini karena dia nelpon bosku. Aku di tengah-tengah perjalanan menuju ke sini karena aku khawatir sama kamu tapi si bodoh itu malah bilang dia menangkap seekor lalat dan tempatnya persis di mana kamu berada makannya aku kira terjadi sesuatu sama kamu."

"Santai Daniel, aku cuma lecet dikit selebihnya gak apa-apa kok."

Ujarnya dengan wajah dan suara yang terdengar datar. Mikha tidak marah karena Daniel belum pernah melihatnya berkelahi, ia memang sudah berhenti semenjak dia mengenal Aileen dan mengeluarkan tenaganya hanya saat di butuhkan misalnya saat di ikuti stalker atau di kejar oleh penjahat tapi soal penjahat mengingat banyak orang yang mengenali wajah Mikha sebagai penguasa daerah itu dulu mereka masih pikir-pikir untuk cari masalah dengannya.

"Yaudah aku mau ketemu sama temen aku sekarang, aku mau tahu apa alesan dia di sini."

"Dia yang aku bantu nyari orang tadi. Mendingan kamu cepet masuk ke dalem"

Daniel masuk ke dalam rumah dengan Mikha yang mengikutinya dari belakang. Ketika ia masuk ia melihat semua orang yang tampak diam di tempat mereka ada beberapa orang yang tampak sudah mabuk dan berbaring di lantai, ada beberapa anak remaja yang sepertinya pengguna narkoba tampak diam saja begitu pula beberapa pelacur dengan pakaian yang terbuka yang masih bersama pelanggannya. Daniel mengernyit jijik melihat mereka, ia sama sekali tidak mengerti untuk apa mereka melakukan semua ini. Semua hal yang mereka lakukan hanya akan membawa mereka pada kematian, apa hal yang bagus dari itu semua?. Diapun beralih menatap sisi ruangan yang lain menemukan Angga dengan wajah yang tampak menakutkan dan seorang pria yang duduk tersungkur di lantai.

"Angga, apa yang terjadi di sini?"

Angga yang sudah menyadari keberadaan Daniel menengok padanya dan berkata dengan dingin.

"Bisa bawa dia ke ruang interogasi? aku harus dapetin informasi dari dia."

Daniel heran melihat Angga yang bertingkah aneh. Tidak biasanya Angga seperti ini, satu-satunya orang yang sering memerintahnya sesuka hati selain Aksa adalah Rei tapi Angga tidak pernah melakukan hal seperti itu sebelumnya.

"Emang itu tujuanku ke sini."

Daniel memilih untuk tidak terlalu memikirkan tabiat Angga dan beralih menatap seorang pria yang sepertinya baru saja di banting oleh Angga ke tanah. Daniel mengambil borgol khusus dari dalam sakunya dan memasangkannya pada kedua pergelangan tangan pria itu. Sekilas ia melihat Mikha yang tampak cemas menatapnya.

"Mendingan kamu pulang sekarang, aku bakal ke apartemen kamu nanti."

Mikha mengangguk dan berjalan ke arah motor berwarna ungu tua yang terparkir tidah jauh dari mobil Daniel, iapun menyalakan motornya dan menengok se kilas ke arah mereka.

"Sampai nanti."

Setelah ia melihat Daniel mengangguk dan Mikha tampak menjalankan motornya untuk kembali menuju apartemennya. sementara Daniel memasukkan pria itu ke kursi penumpang dan menutup pintu mobil belakangnya dan pintu itupun otomatis langsung terkunci. Setelahnya Daniel duduk di kursi pengemudi dan memencet sebuah tombol, sebuah kaca anti peluru muncul dari bagian atas mobil membuat orang yang sekarang sedang duduk di kursi belakang mobilnya seakan terkurung dan melindungi Daniel kalau-kalau laki-laki itu bisa melepaskan diri dari borgol khusus itu meski Daniel tahu itu tidak mungkin. Ciptaan Rei tidak pernah ada yang gagal. Setelahnya iapun menyalakan mobilnya dan menjalankan mobilnya menuju tempat yang ia dan Angga tuju.