Chereads / Kaisar Dewa / Chapter 58 - Kekuatan Pelangi Binatang Suci

Chapter 58 - Kekuatan Pelangi Binatang Suci

Di Istana Kerajaan di bawah kaki Gunung Jun, ada sebuah lapangan bela diri Keluarga Kerajaan.

"Swish! Swish!" sebelum fajar, para pangeran dan putri-putri sering berlatih di sana.

Komandan Pangeran Yunwu memiliki total sembilan putra dan 13 putri-putri. Setelah mereka mendapatkan Tanda Suci, maka yang terjadi setelahnya adalah mereka berlatih bela diri di sana setiap hari.

Zhang Ruochen tidak pernah berkunjung kesana sebelumnya. Ia diajak Putri Kesembilan Komandan untuk berlatih dengannya hari ini.

Lapangan Seni Bela Diri Kerajaan adalah tujuh kali atau delapan kali lipat lebih besar dari milik Keluarga Lin dan telah di paving setinggi satu meter.

Di dalam lapangan, pangeran-pangeran dan putri-putri berlatih satu sama lain dengan penjaga yang mempunyai tingkat pengolahan yang hampir sama.

Sebagai catatan, seorang jendral dari Alam Bumi akan mengunjungi lapangan Seni Bela Diri kerajaan untuk melatih para pangeran-pangeran dan putri-putri.

"Putri Muda Komandan, ketika Anda berlatih Teknik Pedang Pengejar Angin, hal yang paling penting untuk dipelajari adalah memiliki pondasi yang solid dan juga teknik berpedang yang lembut. Angkat lebih tinggi tangan kiri Anda. Lihat saya, pedang Anda akan sama cepatnya seperti kilat."

Ketika jendral sedang memberikan instruksi pada Putri Muda Komandan untuk teknik pedang Kelas Rendah Tingkatan Rendah, ia juga menunjukkan cara dan memberikan contoh.

Yang menggemaskan, seorang Putri Muda Komandan masih berusia enam tahun sedang menggenggam pedang kecil di tangannya. Itu sepertinya bahwa ia telah membuat peningkatan progres yang luar biasa saat berlatih Teknik Pedang Pengejar Angin.

Saat melihat Putri Kesembilan Komandan dan Zhang Ruochen, mata Putri Muda Komandan seketika menjadi bersinar. Ia berlari menuju Zhang Ruochen dengan pedang di tangannya, ia bertanya, "Apakah kau saudara kesembilan?"

Zhang Ruochen menatap Putri Muda Komandan, ia mengangguk dan berkata, "Apa kau mengenalku?"

"Tentu saja! Kau menjadi juara pertama di Penilaian Akhir Tahunan dan berhasil menjadi Ksatria Peringkat Kuning. Kau adalah seorang Jenius Seni Bela Diri. Kata master yang mengajariku, kau telah mencapai Tingkatan Lanjutan Pedang Pengikut Pikiran. Bahkan master yang mengajariku tidak akan mampu mengimbangimu. Ia ingin aku menjadikanmu sebagai idola untuk berlatih lebih giat. Saudara kesembilan, maukah kau mengajariku teknik pedang dan mencapai Tingkatan Pedang Pengikut Pikiran?"

Meskipun Putri Muda Komandan masih kecil, ia berkata dengan tegas. Ia berkata bukan seperti anak kecil sama sekali.

Zhang Ruochen tersenyum dan menyadari bahwa gadis kecil di depannya sungguh menggemaskan. Ia bertanya, "Siapakah mastermu?"

Putri Muda Komandan menuding seorang jendral yang memakai armor perak dan berkata, "Master yang mengajariku adalah Jendral Huo Si, salah satu dari sepuluh jendral Penjaga Kerajaan!"

Zhang Ruochen mengamati Jendral Huo Si yang berjalan ke arahnya. Jendral Huo Si membungkuk ke Zhang Ruochen dan berkata, "Salam Pangeran Kesembilan, Huo Si siap melayani Anda."

Huo Si adalah seorang ksatria dari Alam Bumi, ia dikategorikan sebagai penjaga kerajaan yang superior. Caranya memberi salam pada Zhang Ruochen benar-benar menunjukkan bahwa ia sangat menghormati dan tidak berani macam-macam dengan Zhang Ruochen.

Tidak ada pangeran atau putri-putri lain yang mendapatkan perlakuan mewah seperti itu dari seorang jendral.

Sebab tidak diragukan lagi bahwa dia adalah ksatria yang cukup kuat dari Alam Bumi. Zhang Ruochen dapat merasakan aura miliknya adalah sebesar gunung dan seluas lautan. Itu benar-benar kekuatan yang tidak tertandingi. Maka Zhang Ruochen hanya mengangguk.

Zhang Ruochen dapat merasakan tingkat pengolahan milik Huo Si hanya dengan satu kali tatap muka.

Kedatangan Zhang Ruochen membuat atmosfer lapangan kerajaan menjadi lebih hidup. Semua pangeran-pangeran dan putri-putri berhenti berlatih dan mulai tertarik untuk mengelilingi Zhang Ruochen.

Pangeran Kelima berkata dengan sinis, "Aku dengar bahwa tingkat pengolahanmu telah mencapai Puncak dari Alam Kuning dan kau telah berhasil mendapatkan sepuluh kali kemenangan berturut-turut dan mengalahkan para Ksatria Peringkat Kuning. Aku tertarik untuk melihat seberapa kuatnya dirimu. Aku penasaran apakah saudara kesembilan benar-benar bisa membuat kita kagum?"

Pangeran keenam mendengus dan berkata, "Ada yang bilang bahwa kau telah mengalahkan Shui Wenxin yang berada di rangking tiga Peringkat Kuning. Semua orang berkata bahwa saudara kesembilan memiliki kekuatan yang tidak tertandingi dan mampu mengalahkan 10 ksatria. Aku penasaran apakah kau lebih kuat daripada ksatria-ksatria dari Alam Hitam?"

Putri Muda Komandan dan semua putri-putri lain menunjukkan rasa penasaran yang dalam di mata mereka. Sebab, mereka juga mendengar banyak tentang Pangeran Kesembilan akhir-akhir ini dan ingin melihat apakah ia benar-benar kuat seperti yang dirumorkan banyak orang.

"Ruochen, aku ingin melihat kemampuanmu. Tunjukkan pada saudara dan saudari kita potensi milikmu." kata Pangeran Ketiga yang tiba-tiba muncul dari kerumunan.

Seorang Pangeran Ketiga yang berumur 28 tahun itu mengenakan jubah perak keemasan. Ia menyeringan dan menatap Zhang Ruochen sambil menyilangkan tangannya.

Di antara sembilan putra dan 13 putri dari Komandan Pangeran Yunwu, Pangeran Ketujuh adalah yang memiliki talenta tertinggi. Selanjutnya adalah Pangeran Kedua, Pangeran Keempat, Pangeran Kelima dan Putri Kesembilan Komandan.

Pangeran Ketujuh yang belum juga berumur 20 tahun telah menjadi seorang murid inti Perguruan Yuntai.

Baik Pangeran Kedua dan Putri Kelima Komandan adalah juga murid Perguruan Yuntai. Pangeran Kedua adalah murid inti sedangkan Putri Kelima Komandan masihlah seorang murid asing di perguruan.

Pangeran keempat adalah juga seorang murid asing dari Sekolah Pasar Bela Diri tahun lalu.

Pangeran ketiga berdiri di seberang Zhang Ruochen. Ia telah menghadiri tiga kali ujian masuk ke Perguruan Yuntai dan sayangnya ketiganya gagal.

Ia tidak yakin bahwa Pangeran Kesembilan adalah seorang Jenius Seni Bela Diri yang sepertinya mampu untuk lolos dalam ujian masuk Perguruan Yuntai. Untuk itu, ia ingin membuktikan bahwa ia lebih unggul dan mampu mengalahkan Zhang Ruochen.

Putri Kesembilan Komandan berkata ketus, "Saudara ketiga, tingkat pengolahanmu berada di Tingkatan Menengah dari Alam Hitam sedangkan saudara kesembilan masihlah seorang ksatria Puncak dari Alam Kuning. Maka itu tidak berarti apa-apa bahkan jika kau bisa mengalahkan dia."

Pangeran Ketiga mengerutkan dahi dan berkata, "Saudari kesembilan, apa maksudmu? Aku hanya takut bahwa saudara kesembilan menjadi arogan sesaat setelah ia mendapat rangking satu di Peringkat Kuning. Aku ingin berlatih teknik bela diri dengannya. Selain itu, sungguh sama sekali tidak memalukan jika sampai ia kalah denganku. Lagipula, kalah dengan seorang saudara adalah juga sama dengan pembelajaran."

"Prokk! Prokk!"

Tiba-tiba, sebuah tepuk tangan muncul dari luar Lapangan Seni Bela Diri.

"Kata-kata yang bagus, Pangeran Ketiga!"

Lin Chenyu dan Lin Ningshan memasuki lapangan Seni Bela Diri.

"Salam pangeran-pangeran dan putri-putri, Lin Chenyu dan Lin Ningshan." meskipun ia membungkuk di depan pangeran-pangeran dan putri-putri di lapangan, di matanya tidak ada penghormatan sama sekali. Mereka berdua sepertinya sedang merendahkan.

Putri Kesembilan Komandan mengerutkan dahi dan berkata, "Lin Chenyu dan Lin Ningshan, ini adalah Lapangan Seni Bela Diri Keluarga Kerajaan. Kalian tidak diperbolehkan datang kemari!"

Lin Chenyu mengeluarkan sebuah token kecil dan berkata, "Menurut sang Ratu, Ningshan dan aku diperbolehkan untuk berlatih teknik bela diri dengan para pangeran dan putri-putri di sini."

Lin Chenyu lalu menyembunyikan token miliknya dan terkekeh. Ia berkata, "Sehubungan dengan apa yang dikatakan oleh Pangeran Ketiga, itu semua sungguh masuk akal! Saudara sepupu, apa kau takut kalah? Apakah itu yang membuatmu takut bertarung? Atau kau sedang meremehkan Pangeran Ketiga dan menganggapnya sebagai lawan yang remeh?"

Setelah mendengarkan apa yang dikatakan oleh Lin Chenyu, Pangeran Ketiga menatap Zhang Ruochen dengan tatapan dingin. "Saudara kesembilan, apa kau akan bertarung denganku? Atau seperti yang dikatakan Lin Chenyu, bahwa kau sedang meremehkan aku dan tidak ingin bertarung?"

Zhang Ruochen menatap ke arah lain dan berkata, "Baiklah, karena kau yang memaksa dan meminta. Aku akan bertarung denganmu."

Putri Kesembilan Komandan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Saudara kesembilan, jangan bodoh! Saudara ketiga kita hanya ingin mengalahkanmu sebagai pelampiasan atas kegagalan dia karena tidak berhasil saat ujian masuk ke Perguruan Yuntai."

Zhang Ruochen terkekeh dan berkata, "Saudari kesembilan, jangan khawatir kepadaku. Aku punya sebuah rencana."

Tingkat pengolahan Zhang Ruochen telah meningkat setelah berlatih selama satu hari. Ledakan kekuatan yang bisa ia lepaskan adalah Kekuatan 92 Banteng.

Terdapat sebuah kesempatan bahwa Zhang Ruochen akan mengalahkan Pangeran Ketiga yang telah mencapai Tingkatan Menengah dari Alam Hitam.

Saat melihat Zhang Ruochen setuju, terbersit senyum jahat di bibir Lin Chenyu. Ia berpikir bahwa Zhang Ruochen telah terpojok dan itu akan cukup lucu jika mentalnya hancur sesaat setelah ia kalah dengan Pangeran Ketiga.

Terbersit pula sebuah senyuman di wajah Pangeran Ketiga. Ia berkata, "Saudara kesembilan, berhati-hatilah. Jangan sampai kalah dengan teknik tinjuku. Jika tidak, kau akan kehilangan reputasimu sebagai Ksatria Peringkat Kuning!"

"Tinju Sapi Buas."

Apa yang digunakan oleh Pangeran Ketiga adalah Tinju Sapi Buas, sebuah teknik bela diri Kelas Menengah dari Tingkatan Manusia.

Di teknik itu, terdapat 10 level Tinju Sapi Buas.

Setelah berhasil menguasai level pertama, seorang ksatria mendapatkan kekuatan satu Sapi Buas di lingkungan militer.

Level kedua, Kekuatan Empat Sapi Buas.

Level ketiga, Kekuatan Sembilan Sapi Buas.

Dan pada level 10, para ksatria mampu melepaskan Kekuatan 100 Sapi Buas.

Di lingkungan militer, banyak prajurit yang berlatih Tinju Sapi Buas, tetapi tidak seorangpun dari mereka yang menguasai level 10 saat berada di Alam Hitam.

Pada saat ini, Pangeran Ketiga hanya mencapai level sembilan dan mampu melepaskan Kekuatan 81 Sapi.

Meskipun Zhang Ruochen masih mencapai Puncak dari Alam Kuning, kekuatan miliknya telah mengungguli banyak ksatria di alam yang sama. Bahkan jika ia tidak menggunakan gerakan Pukulan Naga dan Gajah Prajna, ia juga mampu melepaskan Kekuatan 81 Banteng.

Tinju Zhang Ruochen bertemu dengan Tinju Sapi Buas milik Pangeran Ketiga.

Jlebb!

Itu tinju yang memiliki kekuatan seimbang.

Zhang Ruochen merapikan lengan bajunya dan berkata, "Apakah ini kekuatan seorang ksatria Tingkatan Menengah dari Alam Hitam?"

"Ini hanya permulaan."

Tanda Suci yang terletak di dahi milik Pangeran Ketiga tiba-tiba menyala. Ia mengaktifkan Tenaga Chi miliknya dan menyalurkan itu ke aliran darah. Sebuah aura dari Ruh Darah keluar dan mengelilingi tubuhnya seperti warna pelangi.

Kekuatan Pelangi Binatang Suci.

Hanya seorang ksatria Tingkatan Menengah dari Alam Hitam yang mampu melakukan itu. Semakin tajam sirkulasi dari warna pelangi milik seorang ksatria, maka semakin kuat pula ksatria tersebut.

Namun, sirkulasi pelangi milik Pangeran Ketiga memiliki warna yang tipis, itu berarti bahwa ia baru saja mencapai Tingkatan Menengah dari Alam Hitam.

Sebuah pertanda bagi seorang ksatria Tingkatan Awal dari Alam Hitam adalah Darah Suci Binatang.

Sebuah pertanda bagi seorang ksatria Tingkatan Menengah dari Alam Hitam adalah Kekuatan Pelangi Binatang Suci.

Dan yang terakhir, pertanda bagi seorang ksatria Tingkatan Lanjutan dari Alam Hitam adalah Auman Binatang Suci.

Kekuatan milik Pangeran Ketiga meningkat dua kali lipat sesaat setelah ia mengaktifkan Ruh Darah miliknya. Maka setiap tinju yang ia lepaskan adalah setara dengan Kekuatan 100 Banteng, yakni level 10 dari Tinju Sapi Buas.

Boom!

Pangeran ketiga mampu membuat Zhang Ruochen terlempar ke belakang sesaat setelah tinju mereka bertemu.

"Dan inikah kekuatan dari seorang jenius Peringkat Kuning?"

Pangeran Ketiga tertawa liar. Ia menendang-nendang kakinya seperti seekor sapi buas dan mengarahkan 18 tinju lain ke arah Zhang Ruochen.

Setiap tinju itu berhasil membuat Zhang Ruochen melangkah mundur.