Setelah menghabiskan waktu selama beberapa hari bersama Chi Kongyue, maka timbul perasaan aneh di hati Zhang Ruochen. Dia tidak merasa kesepian seperti sebelumnya.
Faktanya, dia enggan meninggalkannya. Sialnya, dia tidak punya pilihan lain.
Zhang Ruochen sempat mencatat Teknik Pedang Waktu kedua, lantas memberikannya kepada Chi Kongyue.
Chi Kongyue menerima scroll tersebut. Dia berkata dengan mata yang berkaca-kaca, "Kabarnya, para keturunan dewa dari Dunia Neraka akan menghancurkan Altar Langit dan Bumi di Daratan Kunlun. Kurasa perang akan segera terjadi. Apa kau akan kembali bersama kami untuk melawan musuh-musuh itu?"
"Bagi kebanyakan kultivator di Daratan Kunlun, maka aku lebih mirip seperti musuh bebuyutan yang layak untuk dibunuh," kata Zhang Ruochen.
Kelihatannya, Chi Kongyue bisa memahami rasa sakit dan derita yang dialami oleh Zhang Ruochen. Oleh karena itu, dia terdiam.