Entah berapa lama waktu berselang, namun kereta mereka pun akhirnya kembali tenang.
Di dalam kereta, Zhang Ruochen sudah bangun. Selama "serangan" itu, dia tahu kalau dirinya tidak sedang bermimpi. Sekarang ini, tubuh mulus Peri Tianchu sedang berada di pelukannya. Zhang Ruochen terdiam cukup lama, sambil berusaha menenangkan emosinya.
Peri Tianchu mirip seperti bunga yang bermekaran setelah hujan badai. Wanita itu sedang menyandarkan kepalanya di bahu kanan Zhang Ruochen. Wajahnya setenang air. Nafsu membara di matanya telah hilang. Baik leher, lengan, kedua kakinya yang jenjang.... tubuh sempurnanya sedang bersandar pada Zhang Ruochen, bagaikan pasir lembut.
Walau dia sedang telanjang, tapi sorot matanya tidak seperti wanita nakal. Dia masih terlihat seperti peri dan wanita suci.
Zhang Ruochen meletakkan tangannya di perut Peri Tianchu. Beberapa saat kemudian, akhirnya dia berkata, "Ini..."