Chereads / Kaisar Dewa / Chapter 12 - Paviliun Qing Xuan

Chapter 12 - Paviliun Qing Xuan

Zhang Ruochen mengenakan jubah putih, berdiri tepat di depan Yun, dengan tatapan yang meyakinkan dan sedikit anggukan, ia menjawab, "Aku telah mencapai Tingkatan Lanjutan dari Alam Kuning! Tetapi mengapa kau belum beristirahat, Yun?"

Setelah mendengar apa yang dikatakan Zhang Ruochen, Yun sedikit terkejut dan hatinya merasakan kesenangan yang sulit untuk digambarkan, ia merasa ingin menangis.

"luar biasa, luar biasa!" Yun berkata sambil menyeka pipinya yang basah, "Saya telah berjanji untuk menjaga Anda, maka saya tidak akan pergi kemana-mana."

Tersentuh dengan apa yang dikatakan Yun, Zhang Ruochen memberinya sebutir Pil Darah.

"Sekarang sedang turun salju, kau boleh kembali ke kamarmu agar kau tidak kedinginan. Telan Pil Darah ini supaya tubuhmu tetap hangat," Zhang Ruochen berkata pada Yun.

Setelah mengambil Pil Darah dan menggenggamnya di tangan, Yun mengangguk. Ia pergi ke kamarnya dan berpikir bahwa ia akan mendapat malam yang panjang.

Setelah mempersilahkan Yun pergi, Zhang Ruochen menuju halaman yang diselimuti salju.

Meskipun salju mengenai kepala dan pundaknya, Zhang Ruochen tetap berdiri tegap.

"Gerakan kedua Pukulan Naga dan Gajah Prajna, Naga di Langit."

Tiba-tiba, Zhang Ruochen melebarkan kuda-kudanya. Beberapa butiran salju mulai terangkat. Lengan dan kakinya mulai berputar secepat kilat dan menerbangkan lebih banyak butiran-butiran salju.

Lalu ia terbang setinggi tujuh meter karena kekuatan kaki-kakinya. Tidak berselang lama, tiba-tiba figur naga keluar dari dalam mulutnya dan membentuk tinju, lalu ia arahkan itu pada bongkahan batu besar.

"Boom!"

Batu besar itu seketika pecah dan hancur berkeping-keping ke segala penjuru. Lalu ia berpikir sejenak, "Akhirnya, aku telah berhasil mengusai gerakan kedua dari Pukulan Naga dan Gajah Prajna. Ini sama kuatnya dengan teknik yang dimiliki Kelas Menengah Tingkatan Manusia."

Saat ini, ia tidak hanya menguasai gerakan Naga di Langit tetapi juga Langkah Gajah yang mana itu sama kuatnya dengan Kelas Menengah Tingkatan Manusia.

Jika Zhang Ruochen berhasil menguasai gerakan ketiga dari Pukulan Naga dan Gajah Prajna maka ia memiliki kekuatan setara dengan teknik bela diri Kelas Rendah Tingkatan Manusia.

Saat ia berhasil menguasai itu, teknik bela diri miliknya akan naik level dan menjadi istimewa sekaligus misterius.

"Gerakan pertama dari Pukulan Naga dan Gajah Prajna adalah Langkah Gajah."

Zhang Ruochen melangkahkan kaki-kakinya seperti seekor gajah liar. Lalu ia meninju dan melepaskan energi chi, dimana itu menimbulkan suara ledakan yang keras di udara.

Begitu banyak butiran salju yang terangkat dan terbang lalu meleleh dan menjadi air, itu adalah akibat dari kekuatan tinjunya.

Zhang Ruochen berpikir. "Meskipun gerakan pertama Langkah Gajah lebih lemah daripada gerakan kedua, namun itu tetap sama kuatnya dengan teknik bela diri Kelas Menengah Tingkatan Manusia. Pukulan Naga dan Gajah Prajna sungguh sangat ampuh."

Kekuatan miliknya mungkin belum betul-betul mengerikan layaknya seekor gajah, tetapi setidaknya, itu sama kuatnya dengan seekor banteng.

Maka itu diberi nama "Kekuatan Seekor Banteng" dalam teknik Seni Bela Diri.

Bahwa tidak semua ksatria di Tingkatan Lanjutan dari Alam Kuning dapat menguasai teknik "Kekuatan Seekor Banteng". Para ksatria yang mungkin menguasai itu dapat dipastikan adalah ksatria yang lebih unggul dari para ksatria lain di tingkat pengolahan yang sama.

Zhang Ruochen baru saja mencapai Tingkatan Lanjutan dari Alam Kuning, tetapi ia telah sanggup melepaskan Kekuatan Seekor Banteng dengan bantuan yang didapat dari enam Jalur Aliran Chi dan juga gerakan dari Pukulan Naga dan Gajah Prajna miliknya. Itu semua menunjukkan bahwa Zhang Ruochen memiliki potensi yang tidak bisa diremehkan.

Dengan proses pengolahan yang meningkat dan ketahanan tubuh yang semakin kuat, ia tentu saja dapat melepaskan kekuatan yang lebih besar lainnya.

Setelah membersihkan batu yang berserakan, Zhang Ruochen kembali ke kamarnya. Tetapi kali ini ia tidak berlatih, melainkan berbaring di ranjang lalu beranjak tidur.

Setelah berhasil menembus Tingkatan Lanjutan dari Alam Kuning, ia akhirnya dapat tidur dengan nyenyak.

Sebelumnya, ia berpikir bahwa itu akan membutuhkan setidaknya tiga bulan untuk mencapai alam ini. Namun, ia hanya menghabiskan setengah bulan untuk mencapainya dengan bantuan yang ia peroleh dari ruangan yang ada di dalam Jimat Ruang dan Waktu, ditunjang dengan sumber daya latihan yang ia miliki.

Sebelum Penilaian Akhir Tahunan, ia sangat yakin bahwa ia mampu untuk menembus tingkat pengolahan yang lebih tinggi, lagi dan lagi.

Setelah tidur semalaman, keesokan pagi Zhang Ruochen merasa energi miliknya telah terisi kembali.

Pikirnya, "Aku akan membeli beberapa Pil Energi dan Bubuk Pemurnian di Pasar Bela Diri karena stok milikku tinggal sedikit."

Setelah sarapan bersama Selir Lin dan Yun, Zhang Ruochen pergi ke Pasar Bela diri seorang diri.

Ia berjalan ke menuju toko yang diberi nama "Paviliun Qingxuan" yang ada di Pasar Bela Diri.

Berada di seberang jalan, toko ini adalah salah satu dari tiga toko besar di Pasar Pil. Para ksatria terlihat hilir-mudik menuju dan keluar dari toko, beberapa membeli Pil dan beberapa lain terlihat sedang menjual barang-barang medis yang baru saja mereka dapatkan.

Beberapa waktu kemudian, seorang lelaki tua dengan tahi lalat di bibirnya datang menghampiri Zhang Ruochen, "Apakah Anda ingin membeli Pil, Tuan?"

Zhang Ruochen sedikit terkejut lalu menoleh ke arah lelaki tua dan menatapnya.

Lelaki tua ini pasti memiliki kemampuan Seni Bela Diri yang mumpuni karena ia bisa diam-diam berada cukup dekat Zhang tanpa ketahuan. Tetapi saat mendengar apa yang ia katakan, Zhang Ruochen kesulitan mendefinisikannya.

"Orang tua ini pasti seorang master Seni Bela Diri!".

Orang tua itu tersenyum, "Saya adalah Mo Hanlin, penjaga toko ini."

"Anda penjaga toko? Halo, nama saya Zhang." Zhang Ruochen mengangguk dan menambahkan, "saya ingin membeli 50 Pil Energi dan 30 Bubuk Pemurnian. Apakah masih cukup banyak stok di Paviliun Qingxuan?"

Mo Hanlin terkejut dan berpikir. "itu adalah pesanan yang banyak. Hanya para keluarga kaya yang memiliki kemampuan untuk membeli sumber daya latihan sebanyak itu dalam satu waktu. Jarang sekali aku melihat seorang ksatria membeli begitu banyak pil."

Baik Pil Energi maupun Bubuk Pemurnian bernilai sangat mahal, maka para ksatria biasa tidak mungkin dapat membeli sebanyak itu.

Penjaga toko berkata, "jika Anda pergi ke toko lain, Anda mungkin hanya mendapatkan beberapa Pil. Tetapi Paviliun Qingxuan kami memiliki cukup Energi Pil dan Bubuk Pemurnian untuk memenuhi kebutuhan Anda."

Mo Hanlin mengambil sempoa dan menghitung berapa banyak harga yang harus dibayar oleh Zhang Ruochen, lalu ia berkata, "Semuanya adalah 80.000 koin perak untuk 50 Pil Energi dan 30 Bubuk Pemurnian.""Tetapi karena Anda membeli banyak dalam satu waktu maka Anda mendapatkan diskon dari kami. Anda hanya harus membayar 75.000 koin perak."

Zhang Ruochen berkata, "Anda adalah orang yang baik, maka mulai hari ini saya akan berlangganan Pil di toko Anda."

Zhang Ruochen tidak memiliki cukup uang untuk membayar sebanyak itu, maka ia pergi ke Bank Pasar Bela diri dan mengambil 200.000 koin perak.

Setelah membelanjakan 75.000 koin perak, sekarang ia memiliki sisa koin sebesar 135.000.

Setelah melunasi pembayaran pesanan, Mo Hanlin menyeringai lebar dan bertanya, "Tuan Zhang, apakah Anda ingin membeli sesuatu yang lain?"

Zhang Ruochen merespon. "Sepertinya tidak, untuk saat ini cukup."

Mo Hanlin bertanya lagi, "Apakah Anda ingin membeli senjata yang bagus?"

Zhang Ruochen berpikir bahwa penjaga toko ini cerdas, "Anda memiliki penilaian yang bagus."

Mo Hanlin tersenyum dan berkata, "sebagai seorang penjaga toko yang telah bekerja bertahun-tahun, saya telah melihat ribuan ksatria, namun hanya sedikit dari mereka yang tidak memiliki senjata. Kami punya cabang di Pasar Senjata, izinkan saya memanggilkan seorang kawan untuk mengantar Anda."

Tidak berselang lama, Mo Hanlin memanggil bocah gemuk yang berusia 15 atau atau 16, "Han Zi, tolong antarkan Tuan Zhang ke Pasar Senjata dan katakan pada nyonya penjaga di sana untuk memberikan diskon pada tamu kehormatan kita."

Han Zi terbelalak dan menggelengkan kepalanya, "Tidak! Tidak! Aku tidak mau mengunjungi nyonya penjaga di sana karena ia suka merayu jiwa pria. Aku bisa mati jika bertemu dengannya"

Mo Hanlin seketika menjadi marah, "Kau bukan seorang lelaki, kau masih bocah, apa yang kau takutkan? Jika kau tidak pergi, tidak ada jatah Pil Energi untukmu bulan ini."

Han Zi ketakutan sambil berkata, "Jangan, jangan lakukan itu, aku pergi, aku akan pergi."

Han Zi berjalan menemui Zhang Ruochen dan berkata sopan, "tolong ikuti saya, Tuan Zhang."

Zhang Ruochen menganggukkan kepala dan mengikuti Han Zi menuju Pasar Senjata.

Zhang Ruochen berpikir bahwa penjaga Paviliun Qingxuan terlihat sedikit aneh dan sepertinya ia bukan orang biasa. Tentu saja, ia tidak khawatir jikalau orang tua itu akan melukainya. Lagipula, ada para tentara penjaga dan aturan ketat di Pasar Bela Diri sehingga siapapun tidak akan berani membuat masalah di sana.

Han Zi berbisik, "Tuan Zhang, apa Anda yakin ingin membeli senjata di toko nyonya? Nyonya penjaga akan merayu jiwa seorang pria. Tuan Zhang, apakah Anda seorang pria?"

"Eh… aku juga seorang bocah," kata Zhang.

Han Zi menjawab dengan lega, "Baguslah."

Han Zi terlihat putih dan gemuk dengan telinga menonjol, ia berambut lurus. Matanya kecil seukuran kacang kedelai.

Zhang Ruochen penasaran dan bertanya, "kau bilang nyonya penjaga senang merayu jiwa pria, apakah dia cantik?"

Han Zi mengangguk, "Nyonya penjaga sangat cantik. Tubuhnya seksi dan menawan. Jika ia melirik seorang pria maka jantung mereka akan berdegup kencang. Lebih-lebih, pipi Anda akan memerah ketika melihat nyonya. Tetapi ia telah menikah dengan tujuh pria."

"Tujuh Pria?" Zhang Ruochen terkejut.

Han Zi menambahkan, "Ya, tetapi setiap suaminya mati pada saat malam pernikahan."

Zhang Ruochen bertanya, "Siapa yang mewarisi harta mereka setelah mati?"

"Tentu saja nyonya penjaga. Pemilik toko kami hanya seorang karyawan."

Han Zi berbisik, "nyonya rumah ditakdirkan untuk sendirian. Ia pasti reinkarnasi dari malaikat pencabut nyawa dan rubah. Sebab begitu seorang pria menatapnya, sulit bagi pria itu bertahan hidup dalam tiga hari. Untungnya, kita hanya bocah laki-laki, jadi ia tidak bisa merayu jiwa kita."

Zhang Ruochen menjawab, "semoga saja."