Yunwu Commandery adalah tempat dimana Zhang Ruochen tinggal saat ini. Itu adalah salah satu dari ribuan wilayah di bagian Timur Daratan Kunlun.
Commandery dikenal seperti tingkat kabupaten di Kekaisaran Pusat Pertama. Setiap commandery diwajibkan untuk membayar upeti dan pajak kepada Kekaisaran Pusat Pertama setiap tahunnya.
Yang berwenang atas kepemimpinan di commandery disebut sebagai "Komandan Pangeran"
Kondisi Zhang Ruochen di kehidupan baru ini adalah putra kesembilan dari Komandan Pangeran Yunwu.
Saat Zhang Ruochen berbaring di ranjang kayu yang dingin, ia tidak bisa berhenti memikirkan Upacara Ibadah yang akan diselenggarakan besok.
"Pemilik tubuh ini belum memiliki 'Tanda Suci pada usia 16 tahun', seolah-olah dewa telah meninggalkannya. Apa yang harus aku lakukan untuk meningkatkan kesempatan dalam mendapatkan 'Tanda Suci'?"
Ada sebuah kepercayaan yang beredar bahwa ketika seseorang ingin mendapatkan 'Tanda Suci' dan menjadi kesatria di Daratan Kunlun, maka ia membutuhkan persetujuan dari para dewa yang datang pada saat pelaksaan Upacara Ibadah.
Praktek ini dikenal sebagai mewariskan Seni Bela Diri untuk anak cucu.
Selama Upacara Ibadah berlangsung, akan ada jembatan yang menghubungkan antara langit dan bumi dengan Alam Ruh di Daratan Kunlun. Itu berfungsi sebagai bentuk persembahan kepada para Ruh agar dapat menikmati acara yang telah disiapkan oleh rakyat Yunwu. Sesaat setelah kebutuhan para Ruh terpenuhi, mereka akan memilih mana-mana manusia berbakat dan akan memberinya "Tanda Suci". Dalam hal ini, mereka membantu menyeleksi manusia yang mampu mengolah esensi dari Seni Bela Diri.
Umumnya, semakin berbakat seseorang, semakin cepat pula ia memperoleh "Tanda Suci".
Di kehidupan sebelumnya, Zhang Ruochen mendapatkan "Tanda Suci" ketika dia masih berada di dalam kandungan ibunya. Lantas ia lahir dan dikenal sebagai seorang genius dalam Seni Bela Diri.
Sialnya, ia belum juga mendapat kesempatan untuk memperoleh "Tanda Suci" pada usia 16 di kehidupan yang sekarang. Perihal usia ideal, misalnya. Semakin tua seseorang, semakin kecil kesempatan mereka dalam mendapatkan "Tanda Suci". Pada dasarnya, ia dapat diklasifikasikan sebagai orang yang telah ditinggalkan oleh para dewanya. Meskipun ia mendatangi upacara, sepertinya ia tidak akan bisa mendapat "Tanda Suci".
Zhang Ruochen tidak bisa tidur, dia terus memikirkan bagaimana cara mendapatkan "Tanda Suci". Akhirnya, ia hanya duduk dan memainkan sesuatu yang menyerupai batu berwarna putih di tangannya. Ujung kedua sisi itu lancip dan nampak transparan di bagian tengah, terlihat bersih tanpa noda.
Zhang Ruochen curiga dengan Jimat Putih itu. Ia mulai mempelajarinya, sebagaimana itu dianggap sebagai suatu cara untuk mendapatkan persetujuan dari para dewa untuk memperoleh "Tanda Suci".
Jimat Putih ini sangat berarti bagi Zhang Ruochen di kehidupan sebelumnya. Itu adalah saat ulang tahunnya yang ke 16, Kaisar Ming memberikan Jimat itu sebagai hadiah atas masa transisi dari remaja menuju dewasa.
Meskipun demikian, Zhang Ruochen tidak mengetahui apa sebenarnya Jimat Putih itu, ia hanya membawanya sepanjang waktu. Ia tidak pernah mengira bahwa itu masih bersama dirinya meski setelah 800 tahun.
"Aku berasal dari 800 tahun lalu kemudian bangkit pada 800 tahun kemudian. Mungkin ada sesuatu yang dapat dilakukan dengan Jimat Putih ini" Zhang mulai menganalisa.
Ia menutup matanya dan meremas Jimat Putih itu kuat-kuat. Ingatan ayahnya, Kaisar Ming, perlahan hadir memenuhi pikirannya. Entah ia berspekulasi atau tidak, bahwa ayahnya masih hidup setelah 800 tahun.
Hujan salju turun dengan kencang pada sore hari di kota Yunwu.
Keesokan paginya, seluruh kota Yunwu diselimuti timbunan salju. Bangunan-bangunan, jalan-jalan, serta sekitar paviliun juga dipenuhi salju yang tebal.
Dengan melihat begitu tebalnya salju, maka Winter Solstice adalah musim salju terdingin sepanjang tahun.
Setiap tahun pada hari ini, semua kesatria kota Yunwu berkumpul bersama di luar Kuil Leluhur Kekaisaran, menyembah dewa, dan dipimpin oleh Komandan Pangeran.
Di luar Kuil Leluhur Kekaisaran, ada sebuah altar kuno yang terbuat dari bebatuan. Ribuan ternak, domba, sapi, dan babi diletakkan di altar, pula binatang buas yang diikat dengan rantai besi yang kokoh.
Banyak orang yang berkumpul bersama untuk alasan yang sama – ratu, selir, pangeran, putri, pelayan kerajaan, dan para kesatria Seni Bela Diri bersama dengan sejumlah pemuda yang sedang menunggu untuk memperoleh "Tanda Suci". Seperti bayi yang sedang menunggu lengan gendongan ibunya.
Seluruh kota tidak sabar menanti puncak upacara. Itu dilaksanakan tidak hanya di kota Yunwu, tetapi semua kota lain, seluruh kabupaten, bahkan seluruh desa yang berada pada Yunwu Commandery.
"Hey, saudara kesembilan! Kau sudah 16 tahun. Meski kau mendatangi upacara, kau tidak mungkin mendapat "Tanda Suci". Lalu mengapa kau masih bersikeras untuk kemari dan mempermalukan dirimu sendiri?" tanya Zhang Ji, Pangeran Kedelapan, sambil terkekeh di depan Zhang Ruochen.
Pangeran Ketujuh berdiri di samping Pangeran Kedelapan, dimana turut serta mengeluarkan argumen yang arogan, "Orang-orang selalu mengatakan bahwa raja mempunyai sembilan anak dan setiap mereka memiliki keunikan masing-masing. Ayah kita adalah seperti pahlawan. Aku tidak bisa percaya bahwa dia memproduksi sampah! 16 tahun dan belum juga mendapatkan 'Tanda Suci'! Kau benar-benar telak mempermalukan seluruh Keluarga Kerajaan! Apa tujuanmu bertahan hidup? Kenapa kau tidak pergi saja ke neraka?"
Apa yang dikatakan Pangeran Ketujuh benar-benar sesuatu yang di luar dugaan. Pada akhirnya, memang itulah yang ada di kepala semua Pangeran.
Itu benar-benar mendemonstrasikan bagaimana rapuhnya hubungan Keluarga Kerajaan terhadap dirinya dan keluarganya.
Di Daratan Kunlun, hanya terdapat satu dari sepuluh orang yang berhak mendapat "Tanda Suci". Itu bisa dikatakan bahwa memiliki status kesatria adalah sama halnya dengan menjadi manusia yang unggul.
Untuk para kesatria Seni Bela Diri, itu jelas merupakan hal yang berbeda. Sebab Jalur Chi memang sudah mengalir di tubuh para Kesatria Seni Bela Diri, maka kesempatan untuk mewariskannya pada generasi penerus mereka adalah menjadi lebih besar. Oleh karena itu, kemungkinan untuk memperoleh "Tanda Suci" bukanlah sesuatu yang mustahil.
Di antara para putra dari Komandan Pangeran Yunwu, delapan diantaranya telah memiliki "Tanda Suci". Sehingga yang tertinggal hanyalah Zhang Ruochen, dimana ia telah menginjak usia 16 tetapi belum juga mendapatkannya. Sebab itulah ia menjadi bahan candaan keluarga kerajaan.
Lebih jauh, banyak orang mengejeknya seperti yang biasa terdengar dalam ungkapan "ayah yang gagah berani dan seorang anak yang pengecut!"
Ada juga rumor yang beredar dan mengatakan bahwa Zhang Ruochen bukanlah seorang anak dari Komandan Pangeran Yunwu. Sebab menjadi satu-satunya anak yang belum mempunyai "Tanda Suci", dimana itu membuat malu seluruh anggota Keluarga Kerajaan.
Sebab itulah mengapa para pangeran lain menganggap Zhen Rouchen tidak lain adalah sebagai sampah bagi Keluarga Kerajaan. Mereka tidak pernah bersikap seperti saudara saat berada di depannya dan selalu menginginkan ia mati.
Pada tahun ini, Komandan Pangeran Yunwu juga mulai menjaga jarak dengan Selir Lin dan Zhang Ruochen. Setelah diasingkan oleh para selir lain dan permaisuri. Mereka diusir keluar dari Istana Jade dan pindah di Side Hall kemarin malam.
Zhang Ruochen hanya berdiri dan tak mengeluarkan kata. Ia tidak lagi peduli dengan ucapan Pangeran Ketujuh dan Pangeran Kedelapan.
Ia percaya bahwa sebelum ia mendapatkan kekuatan yang sesungguhnya, orang-orang akan terus melakukan hal yang demikian, memandang rendah dirinya.
Melihat Zhang Ruochen yang tengah dikucilkan, Selir Lin, yang berdiri di dekat selir lain, merasa patah hati. Namun, ia tidak bisa melakukan apa-apa untuk membantunya.
"Upacara Ibadah dimulai!"
Menteri dari Yunwu Commandery berdiri di altar tertinggi, menggenggam gulungan doa, dan membacakannya dengan lantang.
Kemudian, seorang penjaga wanita berdiri elegan di atas altar lalu memainkan 16 tipe instrumen musik yang berbeda-beda seperti bianqing, bianzhong, dan bozhong.
Untuk kemudian diikuti oleh penyembelihan hewan yang telah disiapkan di altar, sebuah persembahan untuk para dewa dengan menumpahkan darah.
"Whuushh…"
Tiba-tiba, darah persembahan itu mengental dan menjadi solid, lalu membentuk sinar yang memancar menuju langit. Cahaya yang terbang dan hilang di balik awan.
Sebuah bintang dengan cepat jatuh dari langit dan mengenai alis bocah berusia enam tahun. Sinar itu menyatu dengan tubuh sang bocah dan berubah menjadi warna merah berbentuk "Tanda Suci".
Semua yang berada di sana takjub dan berteriak. "Bocah kecil itu adalah anak bungsu dari Jendral Xue. Dia masih berusia enam tahun dan telah mendapatkan 'Tanda Suci'!"
"Itu 'Tanda Suci Api' yang diklasifikasikan sebagai Tingkat Empat dari 'Tanda Suci'. Ini menakjubkan! Bocah kecil ini akan mendapat masa depan yang cerah!" Orang-orang terus memujinya.
Ada beberapa tingkatan berbeda dari "Tanda Suci", dari mulai tingkat satu sampai dengan sembilan.
Tingkat satu adalah yang terendah dan terlemah, sedangkan tingkat sembilan adalah yang paling tinggi dan paling kuat.
Setiap orang mulai menatap bocah lelaki yang berusia enam tahun itu dengan iri.
Bocah yang bertalenta sekaligus beruntung ini, dimana ia mendapatkan Tingkatan Keempat dari "Tanda Suci" pada usia enam tahun adalah jelas salah satu putra favorit dewa. Pencapaiannya di masa mendatang dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang gemilang.
Di antara para kesatria di Yunwu Commandery, ada seorang pria, dengan semangat dan bangga menepuk-nepuk dadanya. "Luar biasa! Ini adalah putraku, Xue Liang! Semuanya, kalian diundang untuk mendatangi pesta di rumahku malam ini! Haha!"
"Whuushh!"
Seperti yang terdengar, seketika orang-orang menatap ke langit. Ada beberapa lagi bintang jatuh dan mengenai beberapa alis bocah-bocah laki dan perempuan. Lalu bintang itu berubah menjadi "Tanda Suci" satu-persatu.
Terhadap keseluruhan "Tanda Suci" yang didapatkan tahun ini, kebanyakan dari mereka adalah tingkat rendah. Lagi, lagi dan lagi seorang remaja mendapatkan "Tanda Suci" Tingkat Dua. Yang paling berkesan masihlah putra daripada Jendral Xue, yang mendapatkan "Tanda Suci" Tingkat Empat. Seolah ia masih memimpin perolehan "Tanda Suci" dan meninggalkan orang-orang di belakang.
Orang-orang yang mendapatkan "Tanda Suci" adalah para minoritas. Mereka sangat mungkin hanyalah sepersepuluh dari total populasi kota Yunwu. Mereka yang beruntung dan memperoleh tanda sangat takjub. Sebab segalanya terbayar lunas karena mendapatkan jaminan dan akses langsung guna mempelajari ilmu Seni Bela Diri.
Di sisi lain, mereka yang tidak mendapatkan "Tanda Suci" sangat marah dan kecewa. Beberapa dari mereka bahkan menangis. Itu dapat pula diungkapkan sebagai "Sebuah tawa lebih mungkin terdengar, sedang air mata tercurah di rumah-rumah tetangga."
Upacara akan segera berakhir. Zhang Ruochen belum juga mendapat "Tanda Suci".
Pada usia 16 tahun tanpa gejala yang memungkinkan untuk memperoleh "Tanda Suci", sekarang adalah hampir mustahil untuknya mendapatkan itu. Kemudian menjalani hidup sebagai orang yang normal adalah satu-satunya yang ia miliki dalam kehidupannya mendatang.
Setiap orang di lingkungan keluarga mengacuhkannya sebab ia hanyalah butiran debu yang bersembunyi di ujung ruangan dan tidak ada satupun yang akan peduli padanya.
Pada permulaan upacara, Selir Lin berdoa dan berharap. Ia berharap agar keajaiban mendatangi putranya, Zhang Ruochen, ia berharap agar putranya mendapatkan "Tanda Suci". Ia percaya bahwa putranya tidak harus menjadi kesatria tangguh, namun cukup untuk menjaga kesehatan dirinya serta terbebas dari penyakit. Itu saja.
Upacara hampir selesai, harapan Selir Lin berubah menjadi perasaan kecewa dan rasa putus asa.
Tidak hanya Selir Lin, Zhang Ruochen juga berpikir demikian, bahwa ia tidak akan pernah mendapat "Tanda Suci". Namun di waktu yang bersamaan, Jimat Putih di genggaman tangannya tiba-tiba mengeluarkan sinar yang menyilaukan.
Tepat sesaat sebelum upacara berakhir, ada satu bintang yang jatuh dan mengenai alis Zhang Ruochen lalu berubah menjadi lingkaran putih "Tanda Suci".
"Whuushh!"
Api yang membakar alisnya menjalar ke seluruh tubuh.
"Itu terbuka! Itu terjadi!" Zhang Ruochen bersorak.
Zhang Ruochen benar-benar senang. Ia akhirnya mendapatkan "Tanda Suci"!
Memang, ia tidak lagi peduli jika saja itu akan berubah menjadi Tanda Suci Tingkat Satu, misalnya. Ia merasa cukup puas sebab berhasil mendapatkannya.
Pada saat upacara berlangsung, tidak seorangpun yang menyadari bahwa Zhang Ruochen ada di sana, tapi saat-saat dimana ia akhirnya mendapatkan "Tanda Suci" nya, orang-orang akhirnya memperhatikan dia.
"Itu tidak mungkin mengenai Pangeran Kesembilan, ia sudah 16 tahun dan ringkih. Aku tidak percaya keberuntungannya didapatkan menjelang akhir upacara!" sebagian besar orang tidak percaya bahwa apa yang mereka lihat adalah nyata dan mulai menggosip satu sama lain.
Pangeran Ketujuh dan Pangeran Kedelapan terbelalak dan tidak percaya, meninggalkan keterkejutan di raut muka sebagaimana mereka sedang berdiri di samping Zhang Ruochen.
"Bagaimana mungkin?"
Selir Lin menoleh dan memandangi Zhang Ruochen. Ia akhirnya menyaksikan tanda di alis putranya. Ia berlari kencang dan memeluknya erat, erat sekali. "Ruochen, kamu berhasil, kamu berhasil nak!" Selir Lin menangis haru.
Ada seorang kasim (orang yang telah dikebiri) yang melayani Komandan Pangeran Yunwu dan berjalan mendekati Zhang Ruochen lalu berkata, "Selamat Selir Lin dan Pangeran Kesembilan yang telah mendapatkan 'Tanda Suci'! Ratu ingin mengundang pangeran untuk datang ke kediamannya. Dia mendesak untuk melakukan analisa terhadap tingkatan tanda yang didapatkan secara pribadi."
"Ratu!"
Senyum di wajah Selir Lin membeku, seolah ia menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Ia menjadi gelisah lalu menarik Zhang Ruochen di belakang punggungnya.
"Bu, mari kita bertemu Ratu!", ucap Zhang Ruochen.
Zhang Ruochen menyadari perbedaan sikap ibunya. Lalu seketika membaca bahwa ratu adalah orang yang licik. Ia harus meningkatkan waspada dan tetap berhati-hati.