Ketika kerangka raksasa ini muncul, ia memancarkan aura kuno seolah-olah kerangka ini datang dari zaman dahulu yang sudah sangat lama. Selama zaman yang terlupakan itu, dia menguasai sembilan langit dan sepuluh dunia.
"Pop. Pop. Pop." Serangkaian suara kecil terdengar setelah tetua Suku Gagak Emas selesai membacakan mantra mereka. Tubuh mereka berjatuhan dan berubah menjadi darah. Tetesan Longevity Blood terbang mengalir menuju kerangka raksasa itu seperti sebuah sungai.
"Screchh!" Setelah mendapatkan banyak Longevity Blood, teriakan burung itu menggema melewati sembilan cakrawala. Ketika dia membentangkan sayapnya, api matahari murni turun ke bawah.
"Screchhh!" Dengan teriakan lainnya, dia membuka mulutnya dan menyebabkan dunia ini melolong. Matahari diseret dari langit dan apinya yang tak terbatas memenuhi paruh burung yang tajam itu.
Dunia menjadi gelap selama proses itu. Tampaknya burung itu hendak menelan matahari bulat-bulat.