Satu tatapan itu bagaikan berlangsung selamanya, jutaan tahun berlalu dalam sesaat. Lautan yang berwarna biru telah berubah menjadi kebun murbei, dan semua hilang bagaikan kepulan asap.
Di masa itu, menangis dan tertawa, masa-masa gelap kekalahan namun masih bersikeras berjalan maju, tidak pernah mengaku kalah hingga mencapai puncak, tidak terkalahkan selamanya… Semua ini telah menjadi tidak berarti.
Di hari-hari itu, ketika sang wanita menangis, pria itu terus berdiri di sampingnya dalam diam. Ketika sang wanita menyapu jutaan alam, pria itu selalu menjadi rekannya.
Dan pada suatu hari di mana mereka berdiri di puncak tanpa lawan, keduanya membelah cakrawala menjadi dua dan berpisah jalan tanpa pernah bertemu lagi.
Sembari menatap sang wanita di kejauhan yang mampu membuat sembilan dunia melahirkan fenomena aneh dengan munculnya berbagai alam, Li Qiye kehabisan kata-kata. Masa lalu begitu jauh dan dunia ini merupakan sumber dari begitu banyak kesakitan…
