Chereads / Dominasi Kaisar / Chapter 5 - Tunangan (1)

Chapter 5 - Tunangan (1)

Seorang murid lain akan ketakutan jikalau para tetua sampai menjadi murka, tetapi Li Qiye hanya bersikap tenang: "Tetua, jangan marah. Jika aku benar-benar lolos dari ujian, maka itu adalah sebuah kontribusi yang besar bagi sekte. Seorang pekerja keras berhak mendapat hadiah bukan? Maka seharusnya itu adalah hal yang natural jikalau aku meminta sesuatu mengingat bahwa tugas ini adalah tugas yang berbahaya."

Seorang tetua itu benar-benar kesal dengan tingkah laku Li Qiye, maka ia berteriak kencang: "Maka tunggu saja sampai kau benar-benar lolos dari ujian itu, setelahnya baru kita bisa berdiskusi tentang ini!"

"Patuhi itu!" Tetua pertama menganggukkan kepala, lalu menambahkan: "Jangan terlalu khawatir. Selama kau mampu lolos dari ujian itu, maka kau bebas untuk memilih segala jenis metode kultivasi, kecuali dua; yakni Heaven Will Secret Law dan Immortal Emperor Merit Law. Selain dua hal itu, aku kira para tetua-tetua lain tidak akan mempermasalahkan keputusan ini."

Keenam tetua saling menatap satu sama lain guna memikirkan keputusan itu matang-matang. Jika lelaki itu benar-benar lolos ujian, maka saran yang diberikan oleh tetua pertama benar-benar masuk akal.

"Persyaratan lain dapat menunggu sampai ujian selesai." Li Qiye akhirnya tersenyum: "Namun, ada satu persyaratan yang harus aku katakan saat ini sehingga aku bisa melakukan persiapan dengan cukup baik. Sesaat setelah aku mencapai level akumulasi Physique, aku membutuhkan sebuah paste level Saint."

Setelah mendengar permintaan Li Qiye, keenam wajah dari para tetua berubah menjadi muram; mereka secara serempak berteriak kencang: "Bagaimana mungkin kau menjadi begitu serakah?"

Li Qiye pura-pura tidak mendengar teriakan kencang dari para tetua itu, lalu ia kembali mengeluarkan kata: "Tetua, pernikahan antara kedua sekte kita adalah sebuah kasus yang cukup serius. Jika sesuatu berjalan dengan lancar, maka itu akan menjadi kontribusi yang besar untuk sekte. Sebuah paste level Saint mungkin memang adalah barang yang mahal, namun aku percaya bahwa itu adalah negosiasi yang adil."

Tetua itu menjadi kesal dan hanya mendengus dingin: "Hmmph, kau kira sebuah paste level Saint begitu mudah untuk didapatkan?!"

Kemudian, tetua pertama melirik Li Qiye dan berkata: "Jika kau telah berhasil, maka memberikan paste level Saint tidaklah berlebihan. Tetapi sekarang ini, kami tidak bisa memenuhi permintaanmu karena kami sedang kekurangan resep obat untuk membuat sebuah obat yang memiliki level Saint."

Saat melihat gestur tubuh dari tetua pertama, Li Qiye diam-diam menghela nafas kecewa. Sebab, ia telah berharap terlalu tinggi pada Cleansing Incense Ancient Sect. Di masa lalu, harta karun milik sekte itu seolah tidak akan pernah habis. Sekte itu bahkan memiliki paste level Immortal, jadi paste level Saint seharusnya bukan sebuah masalah yang berarti.

"Baiklah, aku akan menurunkan permintaanku; aku ingin paste terbaik yang berada di level King!"

Para tetua saling menatap satu sama lain. Pada akhirnya, tetua pertama menyetujui itu: "Itu bisa aku terima, tetapi dengan syarat bahwa kau harus lebih dulu berhasil lolos dari ujian."

Li Qiye memberikan senyum pada tetua pertama, lalu menjawab: "Selain itu, aku punya beberapa permintaan kecil lain sebelum aku pergi ke Nine Saint Demon Gate. Sebab aku tidak mengerti seberapa berbahaya ini, maka aku setidaknya perlu untuk belajar beberapa teknik, dan satu atau dua senjata yang dapat digunakan untuk melindungi diri."

Tetua Cao – salah satu dari enam tetua, menjawab dengan kesal: "Ha, jadi sepertinya kau cukup cerdik hingga mencoba untuk mengambil sebuah keuntungan dari situasi ini demi memuaskan nafsu pribadi."

Tetua pertama sebenarnya setuju dengan pendapat itu, namun ia mulai menganggukkan kepalanya: "Bagaimana dengan ini, di dalam sekte terdapat beberapa teknik dan senjata, kau hanya diperbolehkan memilih satu dan hanya satu. Bagaimana menurut tetua yang lain?"

Meskipun para tetua tidak ingin memenuhi permintaan Li Qiye, mereka tetap setuju dengan keputusan tetua pertama. Mereka semua tahu bahwa kesempatan Li Qiye untuk bisa berhasil adalah hampir nol. Bahkan jika mereka memberikan lelaki itu beberapa senjata dan teknik, maka benda-benda itu tidak akan sanggup meningkatkan begitu banyak probabilitas untuk menang – namun, itu masih sedikit lebih baik daripada tidak sama sekali.

"Para tetua benar-benar begitu khawatir, aku tidak seserakah itu." Li Qiye secara otomatis mengerti isi kepala para tetua, maka ia hanya tersenyum: "Aku dengar bahwa kita memiliki sebuah teknik yang diberi nama 'Invisible Dual Blades' yang bisa dipelajari kapanpun. Aku menginginkan teknik itu beserta sepasang pisau untuk berlatih teknik itu. Apakah permintaanku bisa diterima?"

Para tetua memutar bola matanya karena terkejut mendengar perkataan Li Qiye. Mereka mengira bahwa bocah serakah itu akan meminta sebuah teknik level Emperor, namun ia hanya meminta sebuah teknik level normal.

"Invisible Dual Blades, eh?" kata tetua pertama sambil mengelus-elus jenggotnya.

Seorang tetua lain merespon dengan cepat: "Tetua Pertama, itu hanyalah sebuah teknik bela diri biasa sekaligus kurang efektif jikalau digunakan untuk latihan. Dalam dunia kultivasi, bahkan sebuah teknik bela diri yang cukup sederhana mampu mengungguli segala jenis teknik latihan seni bela diri apapun." tetua ini adalah seseorang yang bertanggung jawab atas ketersediaan teknik-teknik bela diri di dalam sekte, maka ia benar-benar memahami seluk-beluk teknik-teknik bela diri tersebut.

"Itu bukan sebuah masalah! Nan Huairen, ambilkan 'Invisible Dual Blades' dan antarkan ke tempat tinggalnya yang berada di puncak serta berikan juga dia sepasang pisau untuk berlatih." tetua pertama sangat senang dengan permintaan sederhana itu. Keyakinan tetua itu terhadap Li Qiye mulai berubah sesaat setelah mendengar permintaan sederhana yang dikatakan oleh Li Qiye. Namun, jauh di kedalaman hati mereka, para tetua itu tahu bahwa tidak peduli teknik-teknik serta senjata-senjata yang mereka berikan pada Li Qiye tidak akan pernah membantu apa-apa. Lebih-lebih, kesempatan Li Qiye untuk bisa lolos dari ujian itu adalah mustahil. Meski demikian, mereka hanya ingin meminimalisir kerugian yang akan didapatkan oleh sekte mereka.

Saat menyadari bahwa Li Qiye bukanlah seseorang yang serakah, seorang tetua menjadi benar-benar puas dan bertanya dengan sopan: "Apa kau memiliki permintaan lain?"

Li Qiye bergumam: "Anak kecil ini sedang tidak menginginkan apa-apa lagi saat ini."

Tetua pertama berkata serius: "Bagus, pulang dan berlatihlah, kau harus pergi meninggalkan sekte ini dalam tiga hari. Setelah kau kembali, kau bisa menyelesaikan upacara penghormatan untuk meresmikan posisimu."

Tentu saja, itu hanya jika kau kembali dengan selamat. Para tetua-tetua itu benar-benar penuh dengan keraguan.

Nan Huairen mengantar teknik serta dua pisau di kediaman Li Qiye sesaat setelah lelaki muda itu kembali ke puncak.

Ia merasa puas sesaat setelah mendapatkan Crescent Moon Blades. Pisau itu melengkung serta sisi tajamnya terlihat berkilauan. Namun, senjata itu adalah level Mortal sekaligus tidak cocok digunakan oleh para kultivator. Tidak peduli seberapa tajam ujung pisau itu, tetapi senjata itu masih tidak bisa dibandingkan dengan persenjataan magis lainnya.

Setelah Nan Huairen undur diri, Li Qiye pelan-pelan mulai membaca teknik "Invisible Dual Blades". Setiap kata dan frasa yang terucap dari mulutnya akan ia simpan baik-baik di dalam kepala.

Kembali pada masa ketika ia masih berada di tubuh Gagak Kegelapan, meskipun ia telah berhasil meloloskan diri dari Immortal Demon Grotto, namun kondisinya masih belum stabil. Sewaktu-waktu ia masih sering terpengaruh oleh sosok di balik Grotto. Maka ketika ia merasakan hal itu, ia segera menyegel dirinya sendiri dan memaksa jiwanya untuk kembali tidur nyenyak.

Ia telah menghabiskan tahun-tahun penuh penderitaan dari setiap era sekaligus juga mengunjungi banyak tempat-tempat paling berbahaya. Ia telah membantu begitu banyak master dan telah melewati begitu banyak kesengsaraan. Oleh karena itulah, ia juga telah melihat begitu banyak teknik bela diri, bahkan teknik-teknik bela diri kelas Emperor dan kelas Immortal.

Tetapi, karena takut jika suatu hari tidak sanggup lagi mengontrol dirinya sendiri dan dipanggil kembali oleh Immortal Demon Grotto, maka ia selalu menghapus semua ingatannya yang berkaitan dengan metode serta teknik yang pernah ia pelajari agar tidak jatuh ke tangan sosok di balik Grotto. Namun, Alchemy God dan Emperor Xue Xi telah menemukan sebuah metode misterius yang membuat Li Qiye dapat dengan mudah mempelajari teknik-teknik unggulan itu sesaat setelah ia melihatnya kembali.

Sekarang ini, segala sesuatu yang dibutuhkan untuk bisa mengolah "Invisible Dual Blades" dengan baik telah terngiang-ngiang di kepalanya. Sebelum akhirnya mengambil nafas yang panjang dan membandingkan buku manual yang ada di ingatannya dengan apa yang tertulis di depannya. Kemudian, ia menyadari bahwa teknik itu masih juga belum sempurna, dan hal itulah yang membuatnya sangat khawatir.

Dalam realitas yang sesungguhnya, itu adalah kondisi yang normal jikalau teknik seperti Invisible Dual Blades masih memiliki beberapa kekurangan. Namun, pada akhirnya, teknik semacam itu tidak akan pernah bisa mencapai puncaknya. Sebab, di mata para kultivator-kultivator, teknik itu adalah suatu teknik bela diri kelas rendah. Setelah jutaan tahun terlewati, tidak banyak murid-murid dari Cleansing Incense Ancient Sect yang benar-benar mempelajari teknik itu.

Sekali lagi ia memfokuskan pikirannya, Li Qiye akhirnya memahami kebenaran tersembunyi di balik teknik bela diri itu, lalu ia sedikit tersenyum.

Meskipun Physique, Life Wheel, dan Fate Palace miliknya berada di level Mortal – namun pengetahuan serta kekuatan ingin miliknya melebihi para jenius-jenius lain.

Terlebih lagi saat ia masih terperangkap di dalam tubuh Gagak Kegelapan, ia telah mengalami begitu banyak jenis penyiksaan. Ada suatu masa dimana ia terpenjara selama sepuluh ribu tahun tanpa pernah melihat matahari, maka sejak saat itulah daya juang miliknya benar-benar mencapai puncaknya. Tidak ada sesuatu atau seseorang yang bisa menggoyahkan itu, maka tidak ada pula jenis kesulitan apapun yang mampu membuatnya melangkah mundur.

Ia menepuk-nepuk buku manual itu dengan pelan. Keinginannya untuk bisa menguasai teknik itu telah membangkitkan begitu banyak kenangan masa lampau di kepalanya – suatu rahasia yang tidak dimiliki oleh para murid-murid yang berada di era sekarang.

Suatu ketika, seorang Min Ren muda sedang mencoba untuk berlatih teknik "Invisible Dual Blades". Kemudian, ketika ia menjadi seorang Immortal Emperor yang akhirnya memimpin Sembilan Dunia – ia mengingat-ingat tentang teknik ini. Sekali lagi, ia ingin mencoba untuk mengkultivasi teknik tersebut. Setelah itu, perlahan-lahan ia mulai menyempurnakan teknik bela diri yang sederhana itu.

Tentu saja, teknik normal itu tidak bisa dibandingkan dengan teknik kelas Emperor yang telah berhasil ia ciptakan, apalagi Heaven Will Secret Laws. Min Ren sendiri, tidak ingin para keturunannya mempelajari teknik ini. Sebaliknya, teknik itu hanya dibiarkan di dalam ruangan perpustakaan sekte untuk jutaan tahun lamanya. Tidak ada seorangpun yang memahami misteri kebenaran di balik teknik yang telah disempurnakan oleh seorang Immortal Emperor saat berada di puncak kejayaannya.

Ketika Li Qiye tahu bahwa Min Ren sedang menyempurnakan teknik itu, ia selalu menghinanya. Bahkan jika teknik bela diri itu telah dikultivasi mencapai puncak dan mampu digunakan untuk menebas tubuh dari para Royal Nobel, namun tidak ada seorangpun yang ingin mempelajarinya. Para kultivator-kultivator normal hanya melihat kulit luar dari teknik bela diri itu, maka teknik itu benar-benar berada di ambang kegelapan.

Meskipun selalu dihina oleh Li Qiye, Immortal Emperor Min Ren hanya tersenyum. Tidak ada yang menduga bahwa Li Qiye mampu memprediksi nasib dari masa depan teknik tersebut dalam keterkaitannya dengan seni bela diri.

Li Qiye mulai membersihkan kepalanya dari pikiran-pikiran yang mengganggu. Lalu, ia mengambil dua pisaunya dan memulai latihannya. Ia benar-benar disiplin terhadap dirinya sendiri. Secara perlahan-lahan, ia mulai mengayunkan setiap gerakan yang tertulis di buku manual: setiap ayunan pedang itu harus sempurna sebelum ia bisa melanjutkan ke gerakan yang lain.